Heru untuk
beberapa saat menjadi teman mesumku. Ia adalah teman sekantor suamiku yang
sebaya dengannya sedangkan aku berumur 28 th. Mereka sering bermain tenis
bersama, entah mengapa setiap Heru datang kerumah menjemput suamiku ia selalu
menyapaku dengan senyumnya yang khas, sorotan matanya yang dalam selalu
memandangi diriku sedemikian rupa apalagi sewaktu aku memakai daster yang agak
menerawang tatapannya seakan menembus menjelajahi seluruh tubuhku.
Aku benar benar dibuat risih oleh perlakuannya, sejujurnya aku merasakansesuatu
yang aneh pada diriku, walaupun aku telah menikah 2 tahun yang lalu dengan
suamiku, aku merasakan ada suatu getaran dilubuk hatiku ditatap sedemikian rupa
oleh Heru. Suatu hari suamiku pergi keluar kota selama 4 hari. Pas di hari
minggu Heru datang kerumah maksud hati ingin mengajak suamiku bermain tenis,
pada waktu itu aku sedang olahraga dirumah dengan memakai hot pant ketat dan
kaos diatas perut.
Ketika kubuka pintu untuknya ia terpana melihat liku liku tubuhku yang seksi
tercetak jelas di kaos dan celana pendekku yang serba ketat itu. Darahku
berdesir merasakan tatapannya yang tajam itu. Kukatakan padanya suamiku keluar
kota sejak 2 hari lalu, dia hanya diam terpaku dengan senyumannya yang khas
tidak terlihat adanya kekecewaan diraut mukanya, tiba-tiba ia berkata “..Hesty
mau tidak gantiin suamimu, main tenis dengan saya..” Giliran aku yang terpana
selama menikah belum pernah aku pergi keluar dengan laki laki selain suamiku
tetapi terus terang aku senang mendengar ajakannya, dimataku Heru merupakan
figure yang cukup ‘gentleman’.
Sementara aku masih ragu-ragu tiba tiba dengan yakin ia berkata “..Cepet ganti
pakaian aku tunggu disini..” Entah apa yang mendorongku untuk menerima
ajakannya aku langsung mengangguk sambil berlari kekamarku untuk mengganti
pakaian. Dikamar Aku termangu hatiku dagdigdug seperti anak SMU sedang
berpacaran lalu aku melihat diriku dicermin kupilih baju baju tenisku lalu
ketemukan rok tenis putihku yang supermini lalu kupakai dengan blous ‘you can
see’ setelah itu kupakai lagi sweater, wouw.. cukup seksi juga aku ini..,
setelah itu aku pakai sepatu olahragaku lalu cepat cepat aku temui Heru didepan
pintu “..Ayo Her aku sudah siap..” Heru hanya melongo melihat pakaianku.
Jakunnya terlihat naik turun.
Singkat kata aku bermain tenis dengannya dengan penuh ceria, kukejar bola yang
dipukulnya, rok miniku berkibar, tanpa sungkan aku biarkan matanya menatap
celana dalamku, ada perasaan bangga dan gairah setiap matanya menatap pantatku
yang padat bulat ini.
Saking hotnya aku mengejar bola tanpa kuduga aku jatuh terkilir, Heru
menghampiriku lalu mengajakku pulang. Setiba di rumah, kuajak Heru untuk mampir
dan ia menerimanya dengan senang hati. Heru memapahku sampai ke kamar, lalu
membantuku duduk di ranjang. Dengan manja kuminta ia mengambilkan aku minuman
di dapur, Heru mengambilkan minuman dan kembali ke kamar mendapatkan aku telah
melepas sweater dan sedang memijat betisku sendiri. Ia agak tersentak
melihatku, karena aku telah menanggalkan sweaterku sekarang tinggal memakai
blous “you can see” longgar yang membuat ketiak dan buah dadaku yang putih
mulus itu mengintip nakal, posisi kakiku juga menarik rokmini olahragaku hingga
pahaku yang juga putih mulus itu terbuka untuk menggoda matanya.
Tampak sekali ia menahan diri dan mengalihkan pandangan saat memberikan minuman
kepadaku. Memang “gentleman” pria ini. penampilannya agak kaku tetapi disertai
sikap yang lembut, kombinasi yang tak kudapatkan dari suamiku, ditambah
berbagai macam kecocokan di antara kami. Mungkin inilah yang mendorongku untuk
melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang wanita yang
sudah bersuami. Aku menggeser posisiku mendekatinya, lalu kucium pipinya
sebagai ucapan terimakasihku. Heru terkejut, namun tak berusaha menghindar
bahkan ia menggerakan wajahnya sehingga bibirku beradu dengan bibirnya.
Kewanitaanku bangkit walaupun aku tahu ini adalah salah tetapi tanpa kusadari
ia mencium bibirku beberapa saat sebelum akhirnya aku merespon dengan hisapan
lembut pada bibir bawahnya yang basah.
Kami saling menghisap bibir beberapa saat sampai akhirnya aku yang lebih dulu
melepas ciuman hangat kami. “Her..” kataku ragu. Kami saling menatap beberapa
saat. Komunikasi tanpa kata-kata akhirnya memberijawaban dan keputusan yang
sama dalam hati kami, lalu hampir berbarengan, wajah kami sama-sama maju dan
kembali saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu
lama kelamaan, entah siapa yang memulai, aku dan Heru saling menghisap lidah
dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah.
Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan Heru mulai beralih dari
betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin
berdesir. Mataku terpejam. Entah bagaimana pria bukan suamiku ini bisa
menyentuh ragaku selembut ini, semakin kupejamkan mataku semakin melayang
perasaanku, dan menikmati kelembutan yang memancing gairah ini. Kembali Heru
yang melepas bibirnya dari bibirku. Namun kali ini, dengan lembut namun tegas,
ia mendorong tubuhku sambil satu tangannya masih terus membelai pahaku, membuat
kedua tanganku yang menahanku pada posisi duduk tak kuasa melawan dan akupun
terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan
tubuhnya miring di sisiku.
Heru mengambil inisiatif mencium bibirku kembali, yang serta merta kubalas
dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak
akibat tangannya yang mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai
barang milikku yang paling sensitif yang masih terbalut celana dalam itu dengan
lembut namun pasti.
“Mmhh.. Heruu..sudah terlalu jauh Her..” desahku di sela-sela ciuman panas
kami. Aku agak lega saat tangan kekarnya meninggalkan selangkanganku, namun ia
mulai menarik blousku hingga terlepas dari jepitan rokku, lalu ia loloskan dari
kepalaku. Buah dadaku yang montok dan puting susuku membayang menggoda dari
BH-ku yang tipis dan seksi, membuatnya semakin penasaran. Ia kembali mencium
bibirku, namun kali ini lidahnya mulai berpindah-pindah ke telinga dan leherku,
untuk kembali lagi ke bibir dan lidahku.
Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing menjadi
semakin bergairah, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba-raba
dadaku dan sesekali menyelipkan jarinya ke balik BH menggesek-gesek putingku
yang saat itu sudah tegak mengacung. Tanpa kusadari aku mulai memainkan kaos
bajunya, dan setelah bajunya kusingkap terlihat tampilan otot di tubuhnya. Aku
melihat dada bidang dan kekar, serta perut sixpacknya di depan mataku. Tak lama
ia pun memutuskan untuk mengalihkan godaan bibirnya ke buah dadaku yang masih
terbalut BHku.
Diciumi buah dadaku sementara tangannya merogoh ke balik punggungku untuk melepas
kait BH-ku. Sama sekali tidak ada protes dariku iapun melempar BH-ku ke lantai
sambil tidak buang waktu lagi mulai menjilati putingku yang memang sudah
menginginkan ini dari tadi. “Ooohh.. sshh.. aachh.. Heruu..” desahku langsung
terlontar tak tertahankan begitu lidahnya yang basah dan kasar menggesek
putingku yang terasa sangat peka.
Heru menjilati dan menghisap dada dan putingku di sela-sela desah dan rintihku
yang sangat menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama
semakin menggelora ini, “..Oooh Heru suuddhaah.. Herr.. stoop..!!” tetapi Heru
terus saja merangsangku bahkan tangannya mulai melepas celananya, sehingga kini
ia benar-benar telanjang bulat. Penisnya yang besar dan berotot mengacung
tegang, karuan aku terbelalak melihatnya, besar dan perkasa lebih perkasa dari
penis suamiku, vaginaku tiba tiba berdenyut tak karuan. Oh..tak kupikirkan
akibat dari keisenganku tadi yang hanya ingin mencium pipinya saja sekarang
sudah berlanjut sedemikian jauh.
Heru melepas putingku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku. Ia menarik
rokku dan membungkukkan badannya menciumi pahaku. Kembali bibirnya yang basah
dan lidahnya yang kasar menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke seluruh
tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda
selangkanganku dengan jilatannya yang sesekali melibas pinggiran CD ku, semili
lagi menyentuh bibir vaginaku. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih
pasrah melawan gejolak birahi, rasa penasaranku menginginkan lebih dari itu tapi
akal sehatku masih menyatakan bahwa ini perbuatan yang salah.
Akhirnya, dengan menyibakkan celana dalamku, Heru mengalihkan jilatannya
kerambut kemaluanku yang telah begitu basah penuh lendir birahi. “ggaahh..
Heeruu..stoop..ohh..” bagaikan terkena setrum rintihanku langsung menyertai
ledakan kenikmatan yang kurasakan saat lidah Heru melalap vaginaku dari bawah
sampai ke atas, menyentuh klitorisku.
Kini kami sama-sama telanjang bulat. Tubuh kekar berotot Heru berlutut di
depanku. Lobang vaginaku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat
batang penisnya yang tegang besar kekar berotot berbeda dengan punya suamiku
yang lebih kecil. Oohh..betul betul luar biasa napsu birahiku makin mengebu
gebu. Entah mengapa aku begitu terangsang melihat batang kemaluan yang bukan
punya suamiku.Oooh begitu besar dan perkasa, pikiranku bimbang karena aku tahu
sebentar lagi aku akan disetubuhi oleh sahabat suamiku, anehnya gelora napsu
birahiku terus mengelegak.
Kupasrahkan diriku ketika Heru membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar,
lalu Heru menurunkan pantatnya dan menuntun penisnya ke bibir vaginaku.
Kerongkonganku tercekat saat kepala penis Heru menembus vaginaku.”Hngk!
Besaar..sekalii..Heer..” Walau telah basah berlendir, tak urung penisnya yang
demikian besar kekar berotot begitu seret memasuki liang vaginaku yang belum
pernah merasakan sebesar ini, membuatku menggigit bibir menahan kenikmatan
hebat bercampur sedikit rasa sakit.
Tanpa terburu-buru, Heru kembali menjilati dan menghisap putingku yang masih
mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada
putingku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap
putingku, membuatku tersihir oleh kenikmatan tiada tara, sementara setengah
penisnya bergerak perlahan dan lembut menembus vaginaku. Ia menggerak-gerakkan
pantatnya maju mundur dengan perlahan, memancing gairahku semakin bergelora dan
lendir birahi semakin banyak meleleh di vaginaku, melicinkan jalan masuk penis
berotot ini ke dalam liang kenikmatanku tahap demi tahap.
Lidahnya yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu puting ke puting yang
lain, membuat kepalaku terasa semakin melayang didera kenikmatan yang semakin
bergairah. Akhirnya napsu birahikulah yang menang laki laki perkasa ini benar
benar telah menyeretku kepusaran kenikmatan menghisap seluruh pikiran jernihku
dan yang timbul adalah rangsangan dahsyat yang membuatku ingin mengarungi
permainan seks dengan sahabat suamiku ini lebih dalam.
“Ouuch.. sshh.. aachh.. teruuss.. heeruu.. masukin penismu yang dalaam..!!
oouch.. niikmaat.. heerr..!! Baru kali ini lobang vaginaku merasakan ukuran dan
bentuk penis yang bukan milik suamiku, yang sama sekali baru ..besaar dan
perkasaa.., aku merasakan suatu rangsangan yang hebat didalam diriku. Seluruh
rongga vaginaku terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya dinding vaginaku
digesek batang penisnya yang keras dan besaar..!
Akhirnya seluruh batang kemaluannya yang kekar besar itu tertelan kedalam
lorong kenikmatanku, memberiku kenikmatan hebat, seakan bibir vaginaku dipaksa
meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas putingku, Heru mulai
memaju-mundurkan pantatnya perlahan, “..oouch.. niikmaat.. heeruu..!!” aku pun
tak kuasa lagi untuk tidak merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan
pantatku maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan
akhirnya napasku semakin tersengal-sengal diselingi desah desah penuh
kenikmatan.
“hh.. sshh.. hh.. Heerruu.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat sahyangghh..” Heru
membalas dengan pertanyaan “Ohh.. Hestyy nikmatan mana dengan penis suamimu..?”
otakku benar benar terhipnotis oleh kenikmatan yang luar biasa..! jawabanku
benar benar diluar kesadaranku “Ohh ssh Heruu. penismu besaar sekalii..! jauh
lebih nikmaat ..!! Heru makin gencar melontarkan pertanyaan aneh aneh,
“..hh..Hesty lagi diapain memekmu sama kontolnya Heru..?” aku bingung
menjawabnya, “Bilang lagi dientot..!” Heru memaksaku untuk mengulangnya, tapi
dasar aku lagi terombang ambing oleh buaian birahi akupun tidak malu malu lagi
mengulangnya “hh.. hh.. sshh.. mmhh..lagi dientot sayaang..”
Terus menerus kami saling memberi kenikmatan, sementara lidah Heru kembali
menari di putingku yang memang gatal memohon jilatan lidah kasarnya. Aku benar
benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya. Rasa kesemutan
berdesir dan setruman nikmat makin menjadi jadi merebak berpusat dari vagina
dan putingku, keseluruh tubuhku hingga ujung jariku. Kenikmatan menggelegak ini
merayap begitu dahsyat sehingga terasa seakan tubuhku melayang. Penisnya yang
dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot vaginaku dan menggesek-gesek dinding
vaginaku yang mencengkeram erat.
Hisapan dan jilatannya pada putingku pun semakin cepat dan bernapsu. Aku begitu
menikmatinya sampai akhirnya seluruh tubuhku terasa penuh setruman birahi yang
intensitasnya terus bertambah seakan tanpa henti hingga akhirnya seluruh
tubuhku bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan saat kenikmatan gairah ini
meledak dalam seluruh tubuhku. Desahanku sudah berganti dengan erangan erangan
liar kata kataku semakin vulgar. “Ahh.. Ouchh.. entootin terus sayaang..
genjoott.. habis memekku..!! genjoott.. kontolmu sampe mentok..!!” Ooohh..
Herruu.. bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot denganmu..!!” mendengar
celotehanku, Heru yang kalem berubah menjadi semakin beringas seperti banteng
ketaton dan yang membuat aku benar benar takluk adalah staminanya yang bukan
maiin perkasaa.., tidak pernah kudapatkan seperti ini dari suamiku.
Aku benar benar sudah lupa siapa diriku yang sudah bersuami ini, yang aku rasakan
sekarang adalah perasaan yang melambung tinggi sekali yang ingin kunikmati
sepuas puasnya yang belum pernah kurasakan dengan suamiku. Heru mengombang
ambingkan diriku di lautan kenikmatan yang maha luas, seakan akan tiada
tepinya.
Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh
tubuhku yang begitu dahsyatnya menggulung diriku “Ngghh.. nghh .. nghh..
Heruu.. Akku mau keluaar..!!” pekikanku meledak menyertai gelinjang liar
tubuhku sambil memeluk erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku,
Heru mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan
sambil menekan batang kemaluannya dalam dalam dengan memutar mutar keras
sekalii.. Clitorisku yang sudah begitu mengeras habis digencetnya. “..aacchh.. Heruu..
niikmaat.. tekeen.. teruuss.. itilkuu..!!”
Ledakan kenikmatan orgasmeku terasa seperti ‘forever’ menyemburkan lendir
orgasme dalam vaginaku, kupeluk tubuh Heru erat sekali wajahnya kuciumi sambil
mengerang mengerang dikupingnya sementara Heru terus menggerakkan sambil
menekan penisnya secara sangat perlahan, di mana setiap mili penisnya menggesek
dinding vaginaku menghasilkan suatu kenikmatan yang luar biasa yang kurasakan
dalam tubuhku yang tidak bisa kulontarkan dengan kata kata.
Beberapa detik kenikmatan yang terasa seperti ‘forever’ itu akhirnya berakhir
dengan tubuhku yang terkulai lemas dengan penis Heru masih di dalam vaginaku
yang masih berdenyut-denyut di luar kendaliku. Tanpa tergesa-gesa, Heru
mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua
lengan kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat, membuatku benar-benar merasa
aman, terlindung dan merasa sangat disayangi. Ia sama sekali tidak menggerakkan
penisnya yang masih besar dan keras di dalam vaginaku. Ia memberiku kesempatan
untuk mengatur napasku yang terengah-engah.
Setelah aku kembali “sadar” dari ledakan kenikmatan klimaks yang memabukkan
tadi, aku pun mulai membalas ciumannya, memancing Heru untuk kembali memainkan
lidahnya pada lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar. Sekarang
aku tidak canggung lagi bersetubuh dengan teman suamiku ini. Gairahku yang
sempat menurun tampak semakin terpancing dan aku mulai kembali
menggerak-gerakkan pantatku perlahan-lahan, menggesekkan penisnya pada dinding
vaginaku. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar dan aku semakin
berani melayani gairahnya yang memang tampaknya makin liar saja.
Genjotan penisnya pada vaginaku mulai cepat, kasar dan liar. Aku benar-benar
tidak menyangka bisa terangsang lagi, biasanya setelah bersetubuh dengan
suamiku setelah klimax rasanya malas sekali untuk bercumbu lagi tapi kali ini
Heru memberiku pengalaman baru walau sudah mengalami klimax yang maha dahsyat
tadi tapi aku bisa menikmati rangsangannya lagi oleh genjotan penisnya yang semakin
bernapsu, semakin cepat, semakin kasar, hingga akhirnya ledakan lendir birahiku
menetes lagi bertubi-tubi dari dalam vaginaku.
Lalu Heru memintaku untuk berbalik, ooh ini gaya yang paling kusenangi “doggy
style” dengan gaya nungging aku bisa merasakan seluruh alur alur batang
kemaluan suamiku dan sekarang aku akan merasakan batang yang lebih besar lebih
perkasa oohh..! dengan cepat aku berbalik sambil merangkak dan menungging
kubuka kakiku lebar, kutatap mukanya sayu sambil memelas “..Yeess..Herr..masukin
kontol gedemu dari belakang kelobang memekku..” Heru pun menatap liar dan yang
ditatap adalah bokongku yang sungguh seksi dimatanya, bongkahan pantatku yang
bulat keras membelah ditengah dimana bibir vaginaku sudah begitu merekah basah
dibagian labia dalamku memerah mengkilat berlumuran lendir birahiku mengintip
liang kenikmatanku yang sudah tidak sabar ingin melahap batang kemaluannya yang
sungguh luar biasa itu.
Sambil memegang batang penisnya disodokannya ketempat yang dituju ”Bleess..”
..Ooohh.. Heruu.. teruss.. Herr.. yang.. dalaam..!! mataku mendelik merasakan
betapa besaar dan panjaang batang penisnya menyodok liang kenikmatanku, urat
urat kemaluannya terasa sekali menggesek rongga vaginaku yang menyempit karena
tertekuk tubuhku yang sedang menungging ini. Hambatan yang selalu kuhadapi
dengan suamiku didalam gaya ‘doggy style’ ini adalah pada waktu aku masih dalam
tahap ‘menanjak’ suamiku sudah terlalu cepat keluar, suamiku hanya bisa
bertahan kurang dari dua menit.
Tetapi Heru sudah lebih dari 15 menit menggarapku dengan gaya ‘doggy style’ ini
tanpa ada tanda tanda mengendur. Oh bukan maiin..! bagai kesurupan aku
menggeleng gelengkan kepalaku, aku benar benar dalamkeadaan ekstasi, eranganku
sudah berubah menjadi pekikan pekikan kenikmatan, tubuhku kuayun ayunkan maju
mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut sodokannya sehingga
batang penis yang besaar dan panjaang itu lenyap tertelan oleh kerakusan lobang
vaginaku. kenikmatanku bukan lagi pada tahap “menanjak” tapi sudah berada di
awang-awang di puncak gunung kenikmatan yang tertinggi.
“Hngk.. ngghh..Heruu..akuu mau keluaar lagii.. aargghh..!!” aku melenguh
panjang menyertai klimaksku yang kedua yang kubuat semakin nikmat dengan
mendorong pantatku ke belakang keras sekali menancapkan penisnya yang besar
sedalam-dalamnya di dalam vaginaku, sambil kukempot kempotkan vaginaku serasa
ingin memeras batang kemaluannya untuk mendapatkan seluruh kenikmatan
semaksimum mungkin.
Setelah mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku
melemas dipelukan Heru yang menindih tubuhku dari belakang. Berat memang
tubuhnya, namun Heru menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di
sisiku. Tubuhku yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di
ranjang, penuh dengan rasa kepuasan yang maha nikmat yang belum pernah aku
rasakan sebelumnya dengan suamiku.
Heru memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan
puas. “Hesty aku belum keluar sayang..! tolongin aku isepin kontolku
sayaang..!” Aku benar benar terkejut aku sudah dua kali klimaks tapi Heru belum
juga keluar, bukan main perkasanya. biasanya malah suamiku lebih dulu dari aku
klimaksnya kadang kadang aku malah tidak bisa klimaks dengan suamiku karena
suamiku suka terburu buru.
Merasa aku telah diberi kepuasan yang luar biasa darinya maka tanpa sungkan
lagi kuselomot batang kemaluannya kujilat jilat buah zakarnya bahkan
selangkangannya ketika kulihat Heru menggeliat geliat kenikmatan, “..Ohh yess
Hes.. nikmat sekalii.. teruss hes.. lumat kontolku iseep yang daleemm.. ohh..
heestyy.. saayaangg..!!” Heru mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah
saja menyelomot batang kemaluannya yang besar, untuk makin merangsang dirinya
aku merangkak dihadapannya tanpa melepaskan batang kemaluannya dari mulutku,
kutunggingkan pantatku kuputar putar sambil kuhentak hentakan kebelakang, benar
saja melihat gerakan erotisku Heru makin mendengus dengus bagai kuda jantan
liar, dan tidak kuperkirakan yang tadinya aku hanya ingin merangsang Heru untuk
bisa cepat ejakulasinya malah aku merasakan birahiku bangkit lagi vaginaku
terasa berdenyut denyut clitorisku mengeras lagi.
Ohh.. beginikah multiple orgasme yang banyak dibicarakan teman temanku?
Selomotanku makin beringas, batang yang besar itu yang menyumpal mulutku tak
kupedulikan lagi kepalaku naik turun cepat sekali, Heru menggelinjang hebat,
akhirnya kurasakan vaginaku ingin melahap kembali batang kemaluannya yang masih
perkasa ini, dengan cepat aku lepas penisnya dari mulutku langsung aku
merangkak ke atas tubuhnya kuraih batang kemaluannya lalu kududuki sembari ku
tuju ke vaginaku yang masih lapar itu. Bleess.. aachh..aku merasakan bintang
bintang di langit kembali bermunculan.
“..Ooohh..Hesty..kau sungguuh seksxyy.. masuukin kontolku..!!” Heru memujiku setinggi
langit melihat begitu antutiasnya aku meladeninya bahkan bisa kukatakan baru
pertama kali inilah aku begitu antusias, begitu beringas bagai kuda betina liar
melayani kuda jantan yang sangat perkasa ini. “..Yess.. Heruu.. yeess..
kumasukkan kontolmu yang perkasa ini..!” kuputar-putar pinggulku dengan
cepatnya sekali kali kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan derass sehingga
batang penis yang besar itu melesak dalaam sekali..
“..aachh.. Heestyy.. putaar.. habiisiin kontoolku.. eennakk.. sekaallii..!!”
giliran Heru merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya, tidak
bisa kulukiskan betapa nikmatnya perasaanku, tubuhku terasa seringan kapas
jiwaku serasa diombang ambing di dalam lautan kenikmatan yang maha luas
kucurahkan seluruh tenagaku dengan memutar menggenjot bahkan menekan keras
sekali pantatku, kali ini aku yang berubah menjadi ganas dan jalang, bagaikan
kuda betina liar aku putar pinggulku dan bagai penari perut meliuk meliuk
begitu cepat.
Batang kemaluannya kugenjot dan kupelintir habiss.. bahkan kukontraksikan
otot-otot vaginaku sehingga penis yang besar itu terasa bagai dalam vacum
cleaner terhisap dan terkenyot didalam liang vaginaku. Dan yang terjadi adalah
benar benar membuatku bangga sekali, Heru bagai Layang-layang putus menggelinjang
habis kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali,
sekali-kali ingin melepaskan tubuhku darinya tapi tidak kuberikan kesempatan
itu bahkan kutekan lagi pantatku lebih keras, batang penisnya melesak
seluruhnya bahkan rambut kemaluannya sudah menyatu dengan rambut kemaluanku,
clitorisku yang lapar akan birahi sudah mengacung keras makin merah membara
tergencet batang kemaluannya. Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, buah
zakarnya kuraih dan kuremas-remas, “..Ooohh.. aachh.. yeess.. Heess..
yeess..!!”
Heru membelalakan matanya sama sekali tidak menyangka aku menjadi begitu
beringass..begitu liaar.. menunggangi tubuhnya, lalu Heru bangkit, dengan
posisi duduk ia menylomot buah dadaku… aachh tubuhku semakin panaas..
kubusungkan kedua buah dadaku. “..selomot.. pentilku.. dua. duanya..
Herr..yeess..!! …sshh.. …oohh..!! mataku menjadi berkunang kunang, “..Ooohh..
Hestyy.. nikmatnya bukan main posisi ini..! batang kontolku melesak dalam
sekali menembus memekmu..!” Heru mendengus-dengus kurasakan batang penisnya
mengembung pertanda spermanya setiap saat akan meletup, “..Ohh.. sshh..aahh..
Heruu ..keluaar.. bareeng..sayaannghh..!! jiwaku terasa berputar putar..!
“..yess..Hess..aku… keluarkan diluar apa didalam..?”. “..Ohh.. Heru kontoolmu..
jaangaahhn..dicabuut..keluarin.. didalaam..!!
Tiba tiba bagaikan disetrum jutaan volt kenikmatan tubuhku bergetar hebat
sekalii..! dan tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat di dalam
rahimku, “..aachh. jepiit kontoolku.. yeess.. sshh.. oohh.. nikmaatnya..
memekmu Hestyy..!!” Heru memuncratkan air maninya di dalam rongga vaginaku,
terasa kental dan banyak sekali. Akupun mengelinjang hebat sampai lupa daratan
“..Nggkkh.. sshh.. uugghh.. Heerru.. teekeen kontoolmu.. sampe mentookkhh..
sayaahng.. aarrgghh..!! gelombang demi gelombang kenikmatan menggulung jiwaku,
ooh benar benar tak kusangka makin sering klimaks makin luar biaasaa rasa
nikmatnya jiwaku serasa terbetot keluar terombang ambing dalam lautan
kenikmatan yang maha luas. Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai
batang penisnya pantatnya pinggangnya bahkan dadanya yang kekar kupeluk erat
sekali.
Seluruh tetes air maninya kuperas dari batang kemaluannya yang sedang terjepit
menyatu di dalam liang vaginaku. aarrgghh.. Nikmatnya sungguh luar biaasaa!!
Oohh Heru aku kuatir akan ketagihan dengan batang penismu yang maha dahsyat
ini!! Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, klimaks yang ketiga
ini membuat tubuhku terasa lemas sekali, Heru sadar akan keterbatasan tenagaku,
akhirnya ia membaringkan tubuhku di dadanya yang kekar, aku merasakan
kenyamanan yang luar biasa, kepuasanku terasa sangat dihargainya. Tiga kali
klimaks bukanlah hal yang mudah bagiku untuk mendapatkannya didalam satu
kali permainan seks.
Heru telah menaklukan diriku luaar.. dalaam..!! akan kukenang kejadian ini
selama hidupku. Tiba tiba Heru melihat jam lalu dengan muka sedih ia mengatakan
kepadaku bahwa ia harus menemui seseorang 10 menit lagi, akupun tak kuasa
menahannya, aku hanya mengangguk tak berdaya.
Sepeninggal Heru dari rumah, aku termenung sendirian di ranjang. Suatu kejadian
yang sama sekali tak terpikir olehku mulai merebak dalam kesadaranku. Aku telah
menikmati perbuatan seks dengan sahabat suamiku bahkan harus kuakui, aku betul
betul menikmati kedahsyatan permainan seks dengan sahabat suamiku itu. Tetapi
aku telah mengkhianati suamiku. Aku mulai merasakan sesuatu yang salah,
sementara di lain pihak, aku sangat menikmatinya dan sangat mengharapkan Heru
melakukannya lagi terhadapku.
Hati dan akal sehat terpecah dan menyeretku ke dua arah yang berlawanan.
Pergumulan batin terjadi membuatku limbung. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba
melupakan Heru. Setelah beberapa minggu dalam kondisi seperti ini, hatiku makin
tidak menentu, makin kucoba melupakannya makin terbayang seluruh kejadian hari
itu, aku masih merasakan tubuhnya yang kekar berkeringat napasnya yang
mendengus dengus terngiang sayup sayup terdengar suaranya memanggilku ‘sayang’.
Heru berhenti bertugas di kantor suamiku. Entah itu keinginannya sendiri atau
memang ia dialih tugaskan, aku tidak tahu.
Namun hingga kini, pergumulan batin dalam diriku masih terus berlangsung. Di
lain pihak aku tetap ingin mencintai suamiku, walaupun ia tak bisa memberikan
apa yang telah diberikan Heru padaku. Aku masih merindukan dan menginginkan
sentuhan tangan kekar Heru, dimanakah kau berada Heru..?
Diposkan oleh kristal di 02:20 5 komentar
Label: Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Seru, Selingkuh
Sabtu, 14 Februari 2009
Ngentot di Pinggir tol : Cerita Mesum
Cerita Mesum Ngentot di pinggir tol, mungkin jarang yang menceritakannya.
Akupun tak pernah merencanakan atau membayangkan ini terjadi. Bahkan dengan
pasanganku sendiri. Entah karena apa, awal perkenalan dengan seorang cewek
membawaku pada petualangan gila, bercinta di pinggir tol.
“Sebentar sayang”, sahutku, “Kita cari tempat yang aman.”
Aku tarik dia melewati pagar pengaman tol dan ditengah rimbun pohon aku
senderkan dia dan mengangkat kaki kanannya. Dengan bernafsu aku buka celanaku
dan megarahkan penisku ke vaginanya tapi cukup sulit juga. Akhirnya dia
menuntun penisku memasuki
vaginanya. Luar biasa
Pagi ini ketika di dalam bus menuju ke kantor aku duduk di sebelah cewe cantik
dengan tinggi 150 cm, umur sekitar 27 tahun, bertubuh sekal dan berkulit putih.
Mula-mula aku tidak perduli karena hobiku untuk tidur di bis sangat kuat namun
hobi itu lenyap seketika ketika cewe di sebelahku menarik tas dipangkuannya
untuk mengambil hp-nya yg berdering. Sepasang paha putih mulus menyembul dari
rok biru tua yang dipakainya. Pemandangan itu cukup menarik sehingga menggugah
seleraku menjadi bangkit. Aku lantas mencari akal bagaimana memancing
percakapan dan mencari informasi.
Sepertinya sudah alamnya ketika kita kepepet seringkali ada ide yg keluar. Saat
itu setelah dia selesai menelefon tiba-tiba mulutku sudah meluncur ucapan :
“Wachhh… hobinya sama juga yach !” Sejenak dia memandangku bingung, mungkin
berpikir orang ini sok akrab banget sich.
“Hobi apaan ?” tanyanya.
“Itu nitip absen”, sahutku dan dia tertawa kecil.
“Tau aja kamu. Dasar tukang nguping”, sahutnya.
Akhirnya obrolan bergulir. Selama percakapan aku tidak menanyakan nama,
pekerjaan maupun teleponnya, tapi lebih banyak cerita lucu. Sampai akhirnya dia
ngomong “kamu lucu juga yach.., nggak kaya cowo yang laen.”
“Maksud kamu ?” tanyaku lagi.
“Biasanya mereka baru ngobrol sebentar udah nanya nama terus minta nomor
telepon.” Obrolan terus berlanjut sampe dia turun di Thamrin dan aku terus ke
kota.
Dua hari kemudian aku bertemu dia lagi. Dia menghampiriku dan duduk
disebelahku. Dia bercerita bahwa teman-temannya penasaran karena dia hari itu
punya banyak cerita konyol. Pagi itu kami menjadi lebih akrab. Sambil bercanda
tiba-tiba dia berkata :
“Kamu pasti suka maen cewe yach, soalnya kamu jago ngobrol banget. Pasti banyak
cewe di bis ini yang kamu pacarin.”
Sumpah mati aku kaget sekali denger omongan dia. Kayanya maksud aku buat kencan
ama dia udah ketauan. Akhirnya karena udah nanggung aku ceritain aja ke dia
kalo aku sudah beristri dan punya anak. Ech rupanya dia biasa aja, justru aku
yang jadi kaget karena ternyata dia sudah bersuami dengan satu anak. Wuichhh,
nggak nyangka banget kalo doi udah punya anak.
Selanjutnya sudah bisa ditebak. Obrolan sudah lebih ringan arahnya. Akupun
mulai memancing obrolan ke arah yang menjurus sex. Keakraban dan keterbukaan ke
arah sex sudah di depan mata. Sampai suatu sore setelah dua bulan perkenalan,
kami janjian pulang bareng. Posisi duduk kami sudah akrab dan menempel. Bahkan
dia tidak sungkan lagi mencubit aku setiap dia menahan tawa atau tidak tahan
aku goda. Beberapa kali ketika dia mencubit aku tahan tangannya dan dia
tampaknya tidak keberatan ketika akhirnya tangan kirinya aku tumpangkan di
pahaku dan aku elus-elus lengannya yang berbulu cukup lebat sambil terus
ngobrol.
Akhirnya dia sadar dan berbisik, “Wachh, kok betah banget ngelus tanganku,
entar bersih lho.”
“Habis gemes aku liat bulunya, apalagi kumis tipis kamu,” sahutku sambil
nyengir.
“Dasar gila kamu,” katanya sambil menyubit pahaku.
Serrrrrr…, pahaku berdesir dan si junior langsung bergerak memanjang. Aku lihat
bangku sekelilingku sudah kosong sementara suasana gelap malam membuat suasana
di dalam bis agak remang-remang. Aku angkat tangan kirinya dan aku kecup lembut
punggung jarinya. Dia hanya tersenyum dan mempererat genggaman tangannya.
Akhhhhh… sudah ada lampu hijau pikirku.
Akhirnya aku teruskan ciuman pada punggung jarinya menjadi gigitan kecil dan
hisapan lembut dan kuat pada ujung jarinya. Tampaknya dia menikmati sensasi
hisapan di jarinya. Wajahnya tampak sendu dan akhirnya dia menyender ke samping
pundakku.
Akhirnya ketika bis memasuki jalan tol, aktivitas kami meningkat. Tangan
kananku sudah mengusap payudaranya yang putih berukuran 36 B. Terasa padat dan
kenyal. Putingnya semakin lama semakin mengeras dan terasa bertambah panjang
beberapa mili. Sementara itu tangannya juga tidak tinggal diam mulai
mengelus-ngelus penisku dari luar. Setelah beberapa menit tiba–tiba sikapnya
berubah menjadi liar dan agresif. Dia tarik ritsletingku dan terus merogoh dan
meremas penisku yang sudah tegang. Tanganku yang di dada ditarik dan diarah kan
ke selangkangannya. Aku tidak dapat berbuat banyak karena posisinya tidak
menguntungkan sehingga hanya bisa mengelus
pahanya saja.
Turun dari bis aku bilang mau anter dia sampai dekat rumahnya. Aku tau kita
bakal melewati pinggir jalan tol. Daerah itu sepi dan aku sudah merencanakan
untuk menyalurkan hasratku di daerah itu. Tampaknya dia memiliki pikiran yang
sama. Ketika
berjalan, tanganku merangkul sambil mengelus payudaranya dari luar dan ketika
kita melewati jalan yang sepi tersebut aku langsung mencium dan menghisap
bibirnya. Dengan cepat dia menyambut bibirku, menghisap dan menyedotnya.
Tangannya langsung beraksi menurunkan ritsleting celanaku dan aku sendiri
langsung mengangkat roknya. Rrrretttttt… aku tarik kasar cdnya…, jariku
langsung menyelusup masuk ke vaginanya terasa hangat dan licin. Rupanya dia
sangat terangsang sejak
di bis tadi.
Di tengah deru nafasnya dia berdesah : “Ayo mas… masukin aja… aku kepengen
banget nech. Hhhhhh…”
“Sebentar sayang”, sahutku, “Kita cari tempat yang aman.”
Aku tarik dia melewati pagar pengaman tol dan ditengah rimbun pohon aku
senderkan dia dan mengangkat kaki kanannya. Dengan bernafsu aku buka celanaku
dan megarahkan penisku ke vaginanya tapi cukup sulit juga. Akhirnya dia
menuntun penisku memasuki
vaginanya. Luar biasa, itulah sensasi yang aku rasakan ketika ujung penisku
mulai menyeruak memasuki vaginanya yang sudah dibasahi cairan nafsu. Ditengah
deru mobil yang melintasi jalan tol aku memompa pantatku dengan gerakan pelan
dan menghentak pada saat mencapai pangkal penisku. Dia menyambut dengan
menggigit pundakku setiap aku menghentak penisku masuk kedalam vaginanya.
“Ooochhhh… auchhhh… Masssss… oochhh…”, desahnya.
Birahi dan ketegangan bercampur aduk dalam hatiku ketika terdengar suara orang
melintasi jalan dibalik pagar. Namun lokasi kami cukup aman karena gelapnya
malam dan terlindung pohon yang cukup lebat. Cerita asik ngentot ada di
ceritameki.com Bahkan mungkin orang yang berjalan itu tidak akan berpikir ada
sepasang manusia yang cukup gila untuk ber cinta di pinggir jalan tol tersebut.
“Gantian mas… aku cape”, katanya. Aku lantas duduk menyandar dan dia berjongkok
mengarahkan vaginanya. Ketika penisku kembali menyeruak diantara daging lembut
vaginanya yang sudah licin, sensasi itu kembali menerpa diriku. Sambil memegang
bahuku, dia mulai menekan pantatnya dan menggerakan pinggulnya dengan cara
menggesek perlahan, maju mundur sambil sesekali memutar. Kenikmatan itu kembali
mendera dan semakin tinggiintensitasnya ketika aku membantu dengan menekan
keatas pinggulku sambil menarik pantatnya. Desahan suaranya makin keras setiap
kali kemaluan kami bergesekan, “uchhhhh… ssshhh… uchhhhh…”. Mataku sendiri
terpejam menikmati rasa yang tercipta dari pergesekan bulu kemaluan kami sambil
terus menggerakkan pinggul mengimbangi gerakannya.
“Terus sayang… ayo terus”, desahku.
Keringat sudah membasahi punggungnya dan gerakan kami sudah mulai melambat
namun tekanan semakin ditingkatkan untuk mengimbangi rasa nikmat yang menjalar
disekujur tubuh kami dan terus bergerak ke arah pinggul kami, berkumpul dan
berpusar di ujung kemaluan kami. Berdenyar dan ujung penisku mulai siap
meledak, sementara dia mulai mengerang sambil menjepitkan vaginanya lebih keras
lagi.
“Hegghhhhhh… hhhegghhhh… heghhh… terus mas… sodok…
sodok terussss… mas… yachhh… disitu… terus…
terussss… ooocchhhhhhh”, dengan desahan panjang sambil mendengakkan kepalanya,
dia menekan dan menjepit keras penisku sementara vaginanya terus
berdenyut-denyut. Aku hanya bisa terdiam sambil memeluk tubuhnya menunggu dia
selesai orgasme. Ketika jepitannya mulai mengendur aku langsung bereaksi
meneruskan rasa yang tertunda itu, tanpa basa basi rasa nikmat itu mulai
menerjang kembali, berkumpul dan meledak menyemburkan cairan kenikmatanku ke
dalam vaginanya. Aku sodokan penisku sambil menekan pinggulnya sementara kakiku
mengejang menikmati aliran rasa yang menerjang keluar dari tubuhku itu.
Setelah beristirahat beberapa menit kami saling memandang…
akhirnya tersenyum dan tertawa.
“Kamu memang bener-bener gila, tapi jujur aku sangat menyukai bercinta dengan
cara seperti ini. Aku belum pernah senikmat ini bercinta.” akunya.
“He.. h.. he.. sama donk”, kataku sambil mengecup bibirnya yang tipis berkumis
itu sementara kemaluanku mulai mengendur di dalam vaginanya.
Komentar
Posting Komentar