Pengalaman ini sungguh aku tidak sangat aku
kira akan terjadi padaku, diriku yang sudah bersuami digauli dengan teman baik
suamiku sendiri. Berawal dari kecupan dan belaian kecil hingga menjalar sampai
persetubuhan dan yang gila aku melakukan hal itu dirumahku sendiri yang kadang
juga walau ada suamiku aku juga sempat melakukannya saat suamiku mandi.
Keadaan rumahku yang sepi semakin membuat
perselingkuhanku dengan sahabat suamiku yang tinggal dirumahku itu semakin membara.
Aku yang menikmati perselingkuhan ini tak kuasa menahan gelora persetubuhan
yang kami lakukan.
Perkenalkan namaku Reni, aku memilki tubuh yang
sangat ideal untuk seorang cewek. Tinggiku 168cm dan berat badanku 57kg membuat
tubuhku sangat langsing. Ditambah dengan payudaraku yang tidak terlalu besar
34B namun sangat padat berisi, puttingku yang besar, dan pantatku yang bundar
menonjol kebelakang menambah keindahan dalam diriku.
Selain itu aku juga bisa dikategorikan cewek
yang hyper Sex. Aku mulai melakukan hubungan Sex ku sejak aku SMA, tapi suamiku
yang bernama Pungki tidak mempermasalahkan ketidak perawananku ini. Sejak
menikah aku bisa minta dientot oleh suamiku sehari tiga kali, bahkan kalau aku
lagi sange berat, aku menelpon suamiku untuk pulang rumah hanya untuk sekedar
mengentotku setelah itu suamiku kembali lagi ke pekerjaannya. Sungguh birahi
Sex ku sangat besar sekali.
Kejadian ini terjadi saat suamiku sedang dalam
puncak kesuksesannya. Yang dulu dalam sehari aku bisa minta dientot tiga kali,
sekarang tiga hari sekalipun sudah jarang suamiku lakukan. Mungkin karena
Pungki suamiku sangat kelelahan dengan pekerjaanya yang sangat padat. Pungki
bekerja disebuah perusahaan kontraktor yang saat ini sedang berkembang sangat
pesat sekali.
Dalam mengatasi pekerjaannya Pungki dibantu oleh
seorang sahabatnya dari luar kota yang bernama rokan. Karena kontrak yang lama
dengan perusahaan maka Pungki memutuskan agar rokan tinggal dirumahku agar
tidak menggangu pekerjaan yang sedang mereka kerjakan.
Sejak kedatangannya kerumahku, aku melihat
tatapan yang berbeda dari rokan kepadaku. Tiap kali kalau kita sedang makan
bareng atau sedang menonton tv bareng rokan selalu memandang ku dengan
pandangan yang menurutku nafsu. Mungkin karena pakaianku yang biasa super seksi
ketika dirumah.
Aku hanya mengguanakan celana sangat pendek jadi
terlihat jelas pupu mulusku dan juga gundukan vaginaku dibalik celanaku. Selain
itu aku juga memakai kaos yang sangat setrit tanpa lengan, itu membuat
payudaraku terlihat sangat besar sekali. Bahkan saat aku tidak memakai BH rokan
terus memandang kearah payudaraku, mungkin karena putingku yang besar kelihatan
dari kaos setrit tanpa lengan yang aku kenakan itu
Dan sejak pandangan yang berbeda yang ditunjukan rokan
kepadaku itu, mulailah kisahku ini terjadi. Saat suamiku mengajakku untuk
mengahdiri pesta yang diadakan perusahaannya, sebelum berangkat aku sempat
minta dientot dulu oleh suamiku. tapi aku tidak mendapatkan kenikmatan, karena
sebelum aku mencapai puncak kenikmatan, suamiku sudah orgasme duluan dan
mengakhiri persetubuhan itu begitu saja, aku yang merasa tidak dipuaskan sangat
kesal sekali. Dan setelah kami bersiap-siap lalu berangkatlah kami ke pesta
perusahaan suamiku itu. Kami datang ke pesta itu bersama satu mobil dengan rokan
juga
Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba
Pungki dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Pungki
berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 3 untuk
melihat barang antik, di lantai 3 ternyata keadaan sangat sepi. Aku sangat
tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat
ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan
cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Rokan .
“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”,
canda Rokan “Ah bisa aja kamu Rokan”,balasku tersipu. Setelah
berbincang-bincang di depan cermin cukup lama Dava meminta tolong dipegangkan
gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku. “Aku bisa
membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang
tergerai dengan sangat lembut.
Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung
rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku
seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku
terlihat lebih seksi. Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Rokan meraba
leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Rokan telah menempelkan
bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku
lemas dan masih dengan memegang gelas Rokan yang telah menyudutkanku di dinding
dan menciumi leherku dari depan.
“Rokan apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Rokan..lepas..!”,rontaku
tapi Rokan tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan
mempermalukan semua orang. Rokan terus menyerangku dengan kedua tanganku
memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar dan terus menciumi
leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat
tiba-tiba tangan Rokan mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke
selangkanganku.
“Rokan..hentikan Rokan aku mohon..tolong Rokan..jangan
lakukan itu..”,rintihku, tapi Rokan terus menyerang dan jari tengah tangannya
sampai di bibir Vaginaku yang ternyata telah basah karena serangan itu.
Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan
G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia
menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada
benda keras mengganjal pahaku. Ketika Rokan sudah semakin liar dan akupun tidak
dapat melepaskan, tiba- tiba terdengar suara Pungki memanggil dari pinggir
tangga yang membuat pegangan himpitan Rokan terlepas.
Lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian
ku menuju Pungki yang tidak melihat kami dan meninggalkan Rokan dengan G-string
hitamku. Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku
merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum
walau dalam kategori diperkosa.
Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga
larut malam dan Pungki mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer
dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Rokan. Tanpa bisa
menolak akhirnya malam itu aku diantar Rokan, diperjalanan dia hanya
mengakatakan “Maaf Reni..kamu sungguh cantik malam ini.”
Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun.
Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri
di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami
perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh
serangan itu dan masih menyisakan gairah.
Tanpa sadar ternyata Rokan telah mengunci semua
pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’, “reni
aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri
dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat,
tapi saat itu juga Rokan telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil
langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya.
Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung
dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku. Aku meronta- ronta
sambil menendang- nendang?” Rokan..lepaskan aku Rokan..ingat kau teman suamiku Rokan..jangan..ahh..aku
mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Rokan terus
menekan hingga aku berteriak saat kontolnya menyeruak masuk ke dalam Vaginaku,
ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana
dalam.
“Ahhhh? Rokan..kau..:’ Lalu mulailah dia
memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan
menangis pelan..plok..plok..clok..aku mendengar suara kontolnya yang besar
keluar masuk di dalam Vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan
kontolnya bergerak. Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar
desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya.
Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya
melenguh panjang “Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku
sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati. Sepuluh menit kemudian Rokan
mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Rokan di telingaku “Ahhh..hmmfff?”
aku merasakan Vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh
deti kemudian Rokan terkulai di atasku.
“Maaf reni aku tak kuasa menahan
nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan
menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Pungki pulang hingga pagi
harinya.
Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku
berenang di kolam renang belakang,, Pungki dan Rokan berpamitan untuk berangkat
ke kantor. Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang
tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Rokan ternyata beralasan
tidak enak badan dan kembali pulang, karena Pungki sangat mempercayainya maka
dia izinkan Rokan pulang sendiri. Dava masuk dengan kunci milik Pungki dan
melihat aku sedang berenang tanpa pakaian.
Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan
seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya, “Rokan..kenapa kau
ada di sini?” tanyaku, “Tenang reni suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan
pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan kontolnya yang besar
mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam “Pantas
sajaku semalam Vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku. Aku buru-buru berenang
menjauh tetai tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan
pakaian apapun juga.
Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam,
aku tidak melihat ada tanda-tanda Rokan di dalam kolam. Aku mencari ke
sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan Vaginaku hangat sekali, ternyata Rokan
ada di bawah air dan sedang menjilati Vaginaku sambil memegang kedua kakiku
tanpa bisa meronta.
Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya
merayapai seluruh sisi Vaginaku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya
menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama
dia mengerjai Vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku. Detik berikutnya yang aku
tahu dia telah berada di depanku dan kontolnya yang besar telah meneyruak
menggantian lidahnya? “Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu
ini tidak tersentuh oleh Pungki.
Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali
dengan berdiri di dalam kolam renang. Sekarang aku hanya memeluknya saja dan
membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan kontolnya keluar
masuk. Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila
aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah
menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku. Dan di
pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh
mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Sinta..ahh” bisiknya ditelingaku.
Aku hanya memejamkan mata berpura- pura tidak
menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan
menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya
dan suara kontolnya maju mundur di dalam Vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu
bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya.
Beberapa saat kemudian kembali aku yang
mengalami orgasme diawali eranganku “Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil
memegang keras pinggiran kolam, “Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari
aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Rokan lah yang berteriak panjang, “Kau
hebat reni..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam
Vaginaku. Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku.
Setelah dia mencabut kontolnya yang masih terasa
besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku
tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia
mencabut kontolnya dari Vaginaku yang masih lapar. Setelah Pungki pulang
herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap
Pungki dapat memberikan kepuasan padaku.
Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali
depan aku dekati Pungki yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar,
lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke
kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku.
Ternyata yang kudapatkan adalah bentakannya
“Sinta..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk? Jangan kau ganggu
aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras. Aku yakin Rokan juga
mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan
membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung
dan menahan nafsu.
Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Pungki
di depan komputer dan lampu di kamar Rokan. Tampak samar- samar Rokan keluar
dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar
gelap tak mungkin dia melihatku.
Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan
memperhatikan Rokan mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang
menarik perhatianku adalah kontolnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk
bergoyang seakan memanggilku.
Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan
kembali kontol itu masuk ke dalam Vaginaku yang memang masih haus. Perlahan aku
membelai-belai Vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk
memintanya pada Rokan, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah
menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Rokan dan langsung mengunci
pintu dari dalam.
Rokan sangat terkejut “reni..apa yang kamu
lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar
tidak bersuara karena Pungki ada di kamar seberang.
Langsung aku membuka pakaian tidurku dan
terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Rokan
hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Rokan tersenyum sambil
memperlihatkan kontolnya yang semakin membesar dan tampak berotot.
Dengan segera aku langsung berlutut di
hadapannya dan mengulum kontolnya, Rokan yang masih terkejut dengan kejadian
ini hanya mendesah perlahan merasakan kontolnya aku kulum dan hisap dengan
nafsuku yang sudah memuncak.
Sambil mulutku tetap di dalam kontolnya aku
perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan Vaginaku di mulut Rokan yang
sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap
Vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat
akan Pungki yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif
untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas kontolnya yang sudah mengacung
tegang dan besar panjang.
Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang
Vaginaku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku
merasaskan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang
kontol Rokan masuk ke dalam Vaginaku “Ahh..sssfff.. Rokan!” erangku perlahan
menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh kontolnya
memenuhi Vaginaku dan menyentuh rahimku.
Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan
sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun
sementara tangan Rokan dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir
putingku hingga berwarna kemerahan dan keras “ahh..ahh..” demikian erangan kami
perlahan mengiringi suara kontolnya yan keluar masuk Vaginaku clok..clok..clok?
Tak tahan dengan nafsunya mendadak Rokan duduk dan mengulum buah dadaku dengan
rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi. Aku sungguh
tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam.
Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan
atau takut Pungki mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang
pertama sambil mendekap erat Rokan dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara,
kudekap erat Rokan seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Rokan
merasakan kontolnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme
dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian
hangatnya. Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Rokan membalikan aku dengan
kontolnya masih tertancap di dalam Vaginaku.
Rokan mulai mencumbuku dengan menjilati leher
dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas
ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Rokan merasakan
kontolnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena Vaginaku sudah kembali
basah dan siap menerima serangan berikutnya. Dan Rokan langsung memompa
kontolnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku
bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua
yang tertahan derit tempat tidur dan suara kontolnya keluar masuk di Vaginaku
kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk
mengimbangi Rokan.
Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada
puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras
pantatnya hingga kontolnya menyentuh rahimku. Kupeluk Rokan dengan erat yang
membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali
bersamaan keluarnya cairanku.
Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara,
cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak
ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Rokan dengan menaik turunkan
pantatku.
Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan
detik berikutnya pintu kamar Rokan diketuk Pungki, “Rokan..kau sudah tidur?”,
demikian ketuk Pungki. Langsung saja Rokan melepaskan pelukannya dan menyuruhku
bersembunyi di kamar mandi.
Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak
di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar. Sungguh
hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan
suamiku.
Rokan dengan santai dan masih bertelanjang
membuka pintu dan mengajak Pungki masuk, Pungki sempat terkejut melihat Rokan
telanjang,”Sedang apa kamu Rokan” tanpa curiga dengan tempat tidur yang
berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku. Rokan
hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..” Dasar Pungki dia langsung
membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu.
Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan
sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan
ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi. Setelah Pungki keluar, Rokan kembali
mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”reni buka
pintunya..sudah aman”.
Begitu aku buka pintunya Rokan langsung menarik
aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua
kakiku dan bless kontolnya kembali memenuhi Vaginaku “Ahhh..ahh..” erangan kami
berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju
mundur Rokan melahap buah dadaku dan putingku.
Sepuluh menit berlalu dan goyang Rokan semakin
cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal
yang sama “Rokan lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku “
Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan
benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam Vaginaku aku mengalami
orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling
berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan. “Rokaan..,” desahku
tertahan. “Ahhh reni..kau hebat..” demikian katanya.
Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua,
sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata
sudah dua jam kami bergumul. “Terima kasih Rokan..kau hebat..” kataku dengan
kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke
kamarku.
Pungki tidak curiga sama sekali dan tetap
berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring
tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Rokan
di sekujur buah dadaku.
Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Pungki
tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya
seperti biasa di hari Minggu aku dan Pungki berenang di pagi hari tetapi mengingat
adanya Rokan, kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan
memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku
yang masih memar karena gigitan Rokan.
Saat kami berenang aku menyadari bahwa Rokan
sedang menatap kami dari kamarnya. Dan saat Pungki sedang asyik berenang
kulihat Rokan memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia
menunjukan kontolnya yang sudah mengacung besar dan tegang.
Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke
dalam.”Rok aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Pungki, dia hanya
mengiyakan sambil terus berenang, Pungki memang sangat hobi berenang bisa 2 jam
nonstop tanpa berhenti.
Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju
kamar Rokan. Di sana Dava sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain
renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya. “Gila kamu Rokan..bisa
ketahuan Pungki lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat
bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil
meremas buah dadaku “Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Rokan sambil mencium
leher belakangku.
Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan
tantangan ini. Yang lebih gila Rokan menarikku ke jendela dan masih dari belakang
dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku, “Gila kau Rokan,
Pungki bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan
memperhatikan Pungki yang benar-benar sangat menikamti renangnya.
Di kamar Rokan pun aku sangat menikmati sentuhan
Rokan. “reni kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan
kontolnya ke dalam Vaginaku dari belakang. “AHH.. Rokan..” teriakku kaget dan
nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Pungki tidak
akan mendengarnya.
Langsung saja Rokan memaju mundurkan kontolnya
di Vaginaku..”Ahh.. Rokan lebih kencang..fuck me Rokan..puaskan aku Rokan..kontolmu
sungguh luar biasa.. Rokan aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih
memperhatikan Pungki.
Dava mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga
Vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh kontolnya dengan posisi ini,”renii..khhaau
hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Pungki melihat sejenak ke
kamar Rokan maka dia akan sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya
sedang bercinta dengan rekan kerjanya.
Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi,
kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan
“Teruuus Rokan lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Rokan”, teriaku. “Aaakuu
juga....nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan
puncak kenikmatan yang datang bersamaan.
Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan
kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Pungki yang
tidak menyadari kejadian itu. Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh
mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Rokan.
Pernah suatu saat ketika akhirnya Pungki mau
bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku
hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak
mengenakan pakaian apapun.
Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat
ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Rokan sudah di belakangku
dan langsung menubruku dari belakang. Kontolnya langsung menusuk Vaginaku yang
membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini.
Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil
kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku, “Rokan kamu nakal” desahku yang
juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur.
Sungguh bersama Rokan kudapatkan gairah
terpendamku selama ini. Akhirnya ketika proyek kantor Pungki selesai Rokan
harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Dava menyempatkan
bercinta kembali.
Komentar
Posting Komentar