Kenikmaran ML Sama Gadis Masih Pelajar SMP Saat tengah belajar
dengan, saya cobalah pancing nafsu Sari lewat cara kududuk di samping Rina.
Saya rangkul Rina, kucium pipinya, bibirnya serta kuraba dadanya. Rina waktu
itu menggunakan kaos tanpa ada BH. Rina membalasnya. Lantas kudorong dia supaya
tiduran di karpet. Kami sama-sama bergumul. Lihat hal tersebut, Sari kaget
juga. Dia menutupi berwajah.
Karna sampai kini kami terkait diam-diam. Tidak sempat dengan
terang-terangan. Kali itu kami melakukan perbuatan seakan-akan tak ada orang
yang lain terkecuali kami berdua, untuk memancing nafsu Sari. Perbuatan kami
makin memanas. Karna Rina telah telanjang dada. Lantas Rina turunkan celana
pendeknya. Dia segera bugil karna tidak menggunakan celana dalam.
Saya juga tidak tinggal diam, kulepas semuanya bajuku. Kugeluti
dia. Lantas kami ambil tempat 69. Rina diatas. Kami sama-sama mengisap.
“Aaahhh.., Mmasss.., sshshshs… Masss.. enaaakkk Mass.., ooohh..! ” desah Rina
dibesar-besarkan.
“Ohhh.. Riiinnn… hisap yang kuaattt Riinnnn..! ” desahku juga.
Kulihat Sari telah tidak menutupi berwajah sekali lagi.
Kurang lebih lima menit sama-sama mengisap, Rina berdiri
memegang batang kemaluanku serta mengarahkan ke liang senggamanya yang telah
tidak perawan sekali lagi. Turunkan pantatnya dengan perlahan-lahan.
“Bless..! ” segera masuk semuanya.
“Aaahhhh… Maasss.., aaahhh.., ssshhh.., aaahhh..! ” desahnya.
Lantas dengan perlahan-lahan dinaik-turunkan pantatnya.
Pertama-tama perlahan-lahan. Semakin lama makin cepat.
Cersex Akhwat “Aahh.. ooohhh.., sh.. sh.. ooohhh… Iiihhh..! ” erangnya. Kulirik
Sari, dia memandangi ekspresi Rina. Kelihatannya dia telah terangsang berat.
Karna berwajah merah padam, nafasnya memburu. Tangannya memegang dadanya.
Pergerakan Rina makin tidak teratasi. Pantatnya berputar sembari naik turun.
Kurang lebih 10 menit, saya rasakan liang kewanitaan Rina telah berkedut-kedut.
Dia ingin hingga klimakasnya. Serta pada akhirnya pantatnya menghujam batang
keperkasaanku dalam sekali.
“Aaahhh.. Masss… Akuuu… sammmpppeee.. Maasss..! ”
“Syuuurr… syurrr.. ” kehangatan menyelimuti kepala senjataku.
Dia segera terguling ke sebelahku. Senjataku tercabut dari liang
kenikmatannya serta berhamburanlah cairan dari liang senggamanya ke karpet.
Saya memanglah tidak demikian menghayati permainan ini, karna fikiranku
senantiasa ke Sari. Jadi pertahananku masih tetap kuat. Saya bangkit dengan
telanjang bulat. Kuhampiri Sari. Sari kaget karna saya menghampirinya masih
tetap dengan bertelanjang bulat.
Segera kupeluk dia. Kuciumi semua berwajah. Tak ada penolakan
darinya, namun juga tak ada reaksi apa-apa. Betul-betul masih tetap polos.
Lama-lama tangannya mulai memelukku. photomemek.com Dia mulai menikmatinya.
Membalas ciumanku, walaupun lidahnya belum juga bereaksi. Kuusahan semesra
mungkin saja saya mencumbunya. Serta pada akhirnya mulutnya buka sedikit
bersamaan dengan desahannya.
“Aaahhh.. Maasss..! ” nafasnya mulai memburu.
Kumasukkan lidahku ke mulutnya. Kubelit lidahnya perlahan. Dia juga
membalasnya. Tanganku mulai meraba dadanya. Merasa putingnya telah mengeras di
bukit kembarnya yang kecil. Kuremas-remas keduanya bertukaran.
“Maaasss.. oooohhhh.. Mmmasss.. shshhshshs…” desahnya.
Kulepas ciumanku. Kupandangi berwajah sembari tanganku
mengangkat kaosnya. Dia diam saja. Terlepas telah kaosnya, saat ini tinggal BH
mininya. Kulepaskan juga pengaitnya. putri77.com Dia masih tetap diam saja.
Pada akhirnya terpampanglah bukit kembarnya yang kecil lucu. Seperti umum,
untuk menaklukan seseorang perawan, tidak dapat tergesa-gesa. Mesti sabar serta
dengan kalimat yang pas. “Bukan maaiinnn. Susumu sangat bagus Sar..! ” kataku
sembari memandangi bukit kembarnya.
Warnanya tidak seputih Rina, agak coklat seperti warna kulitnya.
Saya elus perlahan sekali. Kusentuh-sentuh putingnya yang telah menonjol.
Tiap-tiap kusentuh putingnya, dia menggelinjang. Kutidurkan dia ke karpet.
Lantas kuciumi dada kanannya, yang kiri kuremas-remas. “Aaahhh.., ssshhh..,
Maaasss.., aaaddduuuhhh… aaa..! ”
Cersex Akhwat Bertukaran kiri kanan. Terkadang ciumanku turun ke
arah perutnya, lantas naik sekali lagi. Tangan kananku telah mengelus-ngelus
pahanya. Dia masih tetap menggunakan celana panjang katun. Terkadang
kuelus-elus selangkangannya. Dia mulai buka pahanya. Disamping itu Rina telah
pergi ke kamar mandi. Karna kudengar nada guyuran air.
Sesudah saya percaya dia telah di puncak nafsunya, kupandangi
berwajah sekali lagi. Berwajah telah memerahkarena nafsunya. Ini waktunya.
Lantas tanganku mulai buka pengait celananya, retsletingnya, serta turunkan celana
panjangnya sekalian dengan celana dalamnya. Tak ada penolakan. Bahkan juga dia
membantunya dengan mengangkat pantatnya. Dia memandangiku sayu. Bukit
kemaluannya kecil tidak berbulu. Nyaris sama juga dengan milik Titin
dahulu.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Komentar
Posting Komentar