Sinta adalah seorang guru disebuah SMA di
Jakarta, umur sekitar 32tahun, seksi, cantik dan menggairahkan, sudah hampir 8
tahun tdk pernah melakukan hubungan seks lagi.
Saat ia berusia 24 tahun ia ditinggalkan oleh suaminya,
suaminya pergi tanpa pesan entah kemana, sejak itu Sinta tdk pernah lagi
percaya dengan laki-laki, ia merasakan bahwa laki-laki yg mendekatinya hanya
sekedar ingin melakukan hubungan sex saja dengan dia.
Kadang-kadang ia merasa butuh akan belaian seorang lelaki, rindu akan
sentuhan-sentuhan lelaki, dan memeknya kadang-kadang gatal ingin merasakan lagi
sodokan-sodokan penis lelaki, tapi ia merasa takut akan dikecewakan lagi oleh
lelaki dan ia tdk mau sakit hati lagi.
Banyak lelaki mencoba untuk mendekatinya, tetapi semuanya berlalu begitu saja
tanpa dapat merasakan kehangatan badan Sinta, banyak orang berpikir bahwa Sinta
adalah seorang lesbian.
Sinta mempunyai tubuh yg sangat sexy sekali, bentuk tubuhnya sangat bagus,
sebagus anak-anak gadis berumuran 18 tahunan, kullitnya kuning langsat dan
sangat halus sekali, ukuran branya 36C, bentuk pantat yg indah dan pinggang yg
ramping ditambah sepasang kaki yg lenjang, bentuk tubuh Sinta adalah impian
para lelaki.
Sore hari setelah usai jam sekolah, Sinta masih berada
diruangan kelas, sedang memeriksa hasil ulangan murid-muridnya, tiba-tiba
didepan pintu berdiri seorang lelaki, yg ternyata adalah Herman guru olahraga
disekolah ini.
Herman terkenal dikalangan para murid wanita karena kegantengannya, dan banyak
perempuan yg sudah jatuh dalam pelukan Herman tapi tdk untuk Sinta, Sinta sama
sekali tdk pernah tertarik kepada Herman, Herman berusia sekitar 32 tahun,
masih sendiri, bentuk tubuhnya betul-betul atletis.
Herman terkenal dengan penisnya yg besar, biarpun Sinta tdk pernah melihat
secara langsung tapi ia sering sekali mendengar bahwa Herman mempunyai batang
kemaluan yg sangat besar, entah itu dari sesama guru wanita ataupun dari para
murid wanita, dan dari cerita mereka Sinta tahu bahwa Herman tdk pernah merasa
cukup melakukan hubungan seks.
Sinta tdk dapat berbohong bahwa lubang senggamanya menjadi basah, saat
mendengar cerita dari rekan-rekan gurunya saat mereka melakukan hubungan seks
dengan Herman, gairah birahinya bergejolak, lubang senggamanya gatal ingin
merasakan sodokan batang kemaluan Herman yg besar.
“Lembur??” tanya Herman, sambil mendekati meja Sinta.
“Nampaknya kamu mencintai pekerjaanmu”
“Yeah, “ jawab Sinta,
“lagian gak ada alasan pulang cepat, tdk ada yg
menungguku juga dirumah,”
“kamu kan tahu, kamu tdk perlu sendirian dirumah,
aku kan pernah bilang,” kata Herman ,”kamukan bisa aja bawa teman pulang
kerumahmu untuk teman ngobrol”
“Ohh, Herman, kitakan pernah bicarakan hal ini
sebelumnya , maaf, aku gak tertarik, ketertarikan aku terhadap lelaki sudah
hilang sejak 8 tahun yg lalu, seperti yg pernah aku bilang beberapa kali ke
kamu.”
Tapi kali ini Herman telah memutuskan, ia datang dengan persiapan agar dapat
merasakan lubang senggama Sinta, sehingga Sinta tdk dapat menolaknya lagi.
“Baiklah, sebetulnya aku benci untuk mengatakan
hal ini, tapi aku khawatir kalau kamu tdk mengajak aku kerumahmu malam ini
untuk menikmati dan merasakan tubuhmu yg seksi, terpaksa aku akan melapor
kepada Pak Suparman” kata Herman.
Herman menatap mata Sinta, tatapan Herman membuat Sinta gelisah dan bingung
atas kata-kata Herman.
“Apapun maksudmu? Apa yg bisa kamu laporkan tentang aku kepada kepala sekolah,”
jawab Sinta.
“Hhhmmm, baik,” Herman melanjutkan. “kamu tahu
Deni?? Anak yg paling besar disekolah kita, dan salah satu anggota team basket
kita, dan yg keluarganya baru saja pindah ke Bandung?”
Sinta mengangguk. Anak itu adalah salah satu murid dikelasnya dimana ia menjadi
wali kelas.
“Aku tdk mengatakan apa-apa pada saat kejadian itu, karena aku tdk mau terjadi
apa-apa pada reputasimu,” kata Herman.
“tapi, Deni cerita padaku bahwa beberapa kali dia
pergi denganmu ke hotel, dan ia juga bercerita bagaimana kamu selalu
mengkaraoke penisnya dan menelan spermanya saat ia ejakulasi, ia bilang kamu
sanggup menelan sperma lebih banyak daripada gadis manapun, dan katanya lagi
bahwa kamu sekali dientot oleh penis yg besar.”
Sinta terkejut sampai tdk bisa mengucapkan sepatah katapun, Sinta menatap
Herman dengan tajam, nafasnya memburu, setelah memperoleh ketenangannya
kembali,
“Saya tdk pernah melakukan hal itu kepadanya, saya tdk pernah bersetubuh dengan
dia ataupun dengan lelaki lain, itu semua hanya kebohongan belaka,” teriak
Sinta.
“He..he.., saya ragu kamu bisa meyakinkan hal ini
kepada kepala sekolah, hhmm, kata-katamu lawan kata-katanya, kamu tahu sendiri
kepala sekolah kita. Jika ada saja sedikit skandal didalam sekolahnya terutama
ini menygkut guru-guru dibawahnya dengan murid-murid disekolah ini, kamu bisa
dipecat kapan saja, Aku benci melaporkan hal ini, tapi nampaknya kamu tdk
memberikan banyak pilihan untukku. Sudah pasti kamu tdk akan mengajak aku
kerumahmu untuk bermesraan??”
Sinta betul-betul terkejut sehingga ia tdk dapat berpikir dengan jernih, ia
tahu pak Suparman tdk akan mempercayai perkataan dia.
“Tapi, aku betul-betul tdk melakukan hal itu, Sin!!” Sinta berkata sambil
menangis “Jangan lakukan hal ini padaku, ini akan menghancurkanku, Aku tdk
pernah berhubungan seks dengan murid-muridku!”
Herman hanya tersenyum, ia tdk perlu mengatakan apa-apa lagi, Ia tahu Sinta
sudah ada dalam genggamannya, Sinta mulai menangis, bibirnya gemetar.
Tak lama kemudian, Sinta mulai bisa menenangkan dirinya, ia keringkan
airmatanya dan mengambil nafas dalam-dalam.
“OK, “ kata Sinta sambil matanya menatap lantai.
“sekarang maumu apa, saya hisap penismu, atau
kamu entot memekku, atau kamu mau jilatin memekku, kamu tinggal bilang saja.”
Herman merasa penisnya mulai bangun, jantungnya berdebar mendengar kata-kata
Sinta.
“Ok, bagus sekali! Kamu tdk akan menyesal, saya berjanji,” kata Herman dengan
gembira, senyumnya terhias diwajah gantengnya, kemudian,
“daripada kita lakukan dirumahmu lebih baik kita
lakukan sekarang di ruangan senam, saat sekarang sudah pasti tdk ada orang lagi
disana ataupun disekolah,” lanjut Herman.
Sinta tahu ruangan senam yg dimaksud, dimana ia pernah menyaksikan saat team
senam mereka berlatih, ruangannya cukup besar, lantainya dilapisi oleh matras
yg sangat tebal, dan ruangan tersebut kedap suara, jadi suara dalam ruangan itu
tdk akan terdengar keluar.
Sinta tahu ia bisa berteriak, melenguh dan merintih-rintih sekerasnya dan tdk
akan ada yg mendengarkan suara erangan dia, kecuali Herman.
Saat ini, Sinta sedikit gugup seperti layaknya seorang anak perawan, lubang
senggamanya mulai hangat dan basah, dia mulai terangsang membayangkan lubang
senggamanya yg sebentar lagi akan mendapatkan sodokan-sodokan batang penis.
Sesampainya di ruangan senam, Herman mulai
melucuti baju Sinta satu persatu, setelah Sinta telanjang bulat Herman melihat
kedua payudara Sinta menggelayut dengan indah kedua putingnya mencuat seolah
menantang untuk dijilati dan dihisap.
Setelah selesai melucuti pakaian Sinta, Herman mulai membuka bajunya juga, saat
Herman membuka celana dan Cdnya, jantung Sinta berdegup kencang melihat penis
Herman yg besar dan sudah tegang, ukurannya hampir 2 kali dari ukuran penis
suaminya.
Kemudian Sinta merebahkan tubuhnya diatas matras, dan mulai mengangkangkan
kakinya, sehingga lubang senggamanya yg berwarna merah muda terlihat oleh
Herman dengan jelas, memeknya sudah basah oleh cairan pelumasnya.Herman berlutut
didepan memek Sinta, tangannya yg kiri mulai mengelus-elus paha Sinta sementara
yg kanan mengelus-elus belahan memek Sinta, jempolnya kemudian mengelus-elus
itil Sinta.
“Ooohhh!!” Sinta merintih.
“Oohh, Sin, entot aku sayang, cepat!! Masukkan
penismu yg besar itu kedalam memekku!! Aku tdk sabar lagi, dan aku ingin kamu
genjot aku dengan keras dan cepat sayang!”
Herman tdk memerlukan lagi pelicin, ia merasakan jari-jari tangannya basah oleh
cairan pelumas yg keluar dari memek Sinta, memek Sinta nampaknya sudah siap
untuk diterobos oleh penis Herman, kemudian Herman menyelipkan kepala penisnya
dibelahan memek Sinta, lalu dengan sekali sentakan yg kuat ia dorong batang
penisnya menerobos lubang senggama Sinta.
Jlllleepp…. Bleesssss…….
“Eeeaaaghhh!” Sinta memekik.
Kedua matanya terbelalak, kepalanya tergeliat kebelakang menekan matras, dan ia
mengangkat pantatnya menyambut desakan penis Herman dilubang senggamanya, penis
Herman terbenam dalam-dalam di lubang memek Sinta, Sinta merasakan bahwa lubang
memeknya penuh sesak oleh jejalan batang penis Herman.
“Bagaimana?? Kamu sukakan???” Herman bertanya.
“Suka penisku, sayang? Cukup besar buatmu??”
“Ohhh, Herman, penismu luar biasa sekali!” Sinta
merintih keenakan.
Wajahnya merona merah, nafasnya mulai terengah-engah, penuh dengan nafsu ingin
memuaskan dahaga akan kenikmatan seks.
“tekan yg dalam, sayang!! Aku membutuhkan penis besar seperti punyamu ini
sedari dulu!”
Herman melakukan permintaan Sinta, Herman memeluk tubuh Sinta lalu dengan gaya
misionari, Herman memulai menggerakkan pinggulnya memaju-mundurkan penisnya
didalam lubang senggama Sinta dengan cepat dan keras, Herman merasakan lubang
senggama Sinta semakin basah dan basah saja.
Herman memberikan berlusin-lusin sodokan-sodokan penisnya didalam memek Sinta
sebelum terdengar suara Sinta yg merengek-rengek dan mengerang keenakan.
“Mmmm, ouughh! Enak sekali, sayang,” Sinta berbisik.
“entotanmu enak sekali, Ohh, aku suka sekali
penismu, aku sekali caramu mengentotku, Ohhh, penismu memenuhi memekku, Oohhh!!”
Bob belum pernah mengentot cewek yg bernafsu sekali seperti Sinta, biarpun itu
anak gadis yg berhasil ia pikat tdk sepanas dan bernafsu seperti Sinta.
Badan Sinta bergetar saat merasakan sodokan penis besar Herman di memeknya,
perasaan Sinta bercampur aduk merasakan kehangatan penis Herman yg sedang
mengaduk-aduk lubang senggamanya, Sinta kerepotan menahan ledakan-ledakan
nafsunya.
Sinta melingkarkan kakinya yg lenjang kepinggang Herman dan mengaitkan kedua
pergelanganan kakinya, Sinta mulai menekan pinggang Herman saat Herman
mendorong masuk penisnya, akibatnya membuat penis Herman masuk lebih dalam di
lubang senggamanya.
Sinta mengerang-erang keenakan setiap sodokan penis besarnya Herman mendorong
masuk di lubang senggamanya.
“Terus, sayang, terus, sodok aku dengan penis besarmu itu, Ohhh, sampai memekku
penuh dengan semburan spermamu yg hangat,” Sinta berteriak memohon-mohon.
“Aku ingin merasakan tembakan spermamu didalam
lubang memekku!!.”
Herman semakin mendekatkan tubuhnya, tangannya melingkari tubuh Sinta lewat
bawah tangan Sinta, tubuhnya menekan tubuh halus Sinta, penisnya menekan lebih
dalam, sangat dalam sekali didalam lubang senggama Sinta.
Sinta memompa pinggulnya dan meremas tubuh Herman
dengan kedua kakinya, dan lubang senggamanya mulai berdenyut-denyut, nafas
Sinta terengah-engah dan menderu, rintihannya semakin sering terdengar
merasakan kenikmatan yg sangat hebat.
Herman memompa penisnya semaki cepat dan hebat didalam memek Sinta, membawa
Sinta semakin mendekati puncak kenikmatannya yg pertama selama 8 tahun ini.
Sinta memohon-mohon agar Herman semakin mempercepat sodokan-sodokannya, dan tak
lama kemudian tubuhnya menyentak dengan kuat, memeknya memuntahkan lahar puncak
kenikmatannya.
Sinta memekik.
Sinta seperti binatang liar, memeknya sangat basah oleh lender kenikmatannya,
Sinta merasakan kehangatan memenuhi lubang senggamanya, menyirami penis Herman
yg sedang keluar masuk dalam lubang memeknya.
Tubuh Sinta menggeliat-geliat dan pinggulnya memutar-mutar diatas matras, Sinta
merintih dan mengerang keenakan menikmati puncak gairah birahinya yg tercapai,
lubang memeknya berdenyut-denyut saat memuntahkan lahar kenikmatannya.
Semua penantian dan kebutuhan akan seks selama 8 tahun telah tercapai saat
lubang memeknya berdenyut-denyut dan mencengkram penis Herman.
“Ohhh, kamu hebat sekali, sayang!” she mengerang penuh nafsu.
“kamu sangat hebat sekali!”
“Kamu juga sayang, kamu adalah yg paling hebat dari
semua yg pernah aku entot,” Herman mendesah, sambil tetap melanjutkan
genjotan-genjotannya, Herman memompa penisnya dengan kuat dan menekan lebih
dalam sejauh yg bisa ia lakukan, menggesek-gesek itilnya Sinta, dan dinding
memek Sinta.
Mereka bersetubuh seperti itu dengan waktu yg cukup lama, menikmati manisnya
gairah birahi mereka, penis besar Herman semakin basah dan semakin mudah keluar
masuk dalam lubang senggama Sinta, Herman menikmati betul mengentot memek Sinta
yg tdk pernah dimasuki penis lelaki lain untuk waktu yg cukup lama.
Herman mencoba untuk menahan agar penisnya tdk cepat-cepat memuntahkan lahar
kenikmatannya, sampai ia dapat memberikan beberapa kali kepuasan kepada Sinta,
Herman tahu Sinta bisa beberapa kali mencapai kepuasannya, dan Herman ingin
menghemat tenaganya dan memastikan agar Sinta bisa mendapatkan kepuasan yg
orang lain tdk dapat berikan.
Akhirnya setelah kepuasan pertama Sinta mereda,
Sinta menyarankan agar merubah posisi mereka, dipojokan ruang senam ada
bantalan bangku yg dapat distel.
“Aku rebahan di bangku itu, dan kamu bisa menyetel ketinggiannya sesuai dengan
keinginanmu,” kata Sinta,
“Kemudian kamu berdiri dilantai dan kamu masukkan
penismu lagi, aku ingin merasakan penismu yg besar itu, menghujam memekku lebih
dalam dan lebih keras lagi!!”
Herman menyukai ide Sinta itu, ia tahu dengan posisi itu penisnya bisa lebih
dalam masuknya di memek Sinta.
Sinta merangkak naik keatas bangku, ia mengatur
posisi tubuhnya, Herman mengatur posisi meja itu, sehingga posisi pantat Sinta
lebih tinggi dari posisi kepalanya dan sejajar dengan posisi penisnya saat
berdiri, Sinta gemetar saar merasakan penis Herman menyentuh kakinya. Ini pasti
akan lebih enak lagi, batin Sinta.
Herman mengunci posisi bangku yg sudah tepat dan berdiri di satu ujungnya,
pantat Sinta berada tepat diujung bangku, kedua kaki Sinta mengangkang, lubang
memeknya terbuka, indah sekali.
Batin Herman bergejolak, Haruskan kujilati dulu memek ini? Tapi ia perhatikan
Sinta, nampaknya Sinta lebih menginginkan kehangatan penisnya, iapun mengambil
keputusan untuk mengentot Sinta lagi.
Sekarang ini Herman menekuk kaki Sinta sehingga lutut Sinta hampir menyentuh
payudaranya yg besar, Herman memegang pergelangan kaki Sinta, kemudian ia mulai
mengarahkan penisnya dan mendorongnya masuk kedalam lubang memek Sinta, kepala
penisnya menyelinap masuk dibelahan memek Sinta, dan ia menekan dalam-dalam
dilubang memek Sinta.
Sinta mendesah berat saat merasakan penis Herman mulai menyodok lubang
memeknya, bola matanya berputar sehingga yg nampak hanya yg putihnya saja,
tubuhnya melenting seperti busur panah, Herman tahu bahwa penisnya masuk lebih
dalam dari sebelumnya, dan ini cukup untuk membuat gairah nafsu Sinta akan
tercapai lagi.
“OK, sayang, buat aku puas lagi,” kata Sinta lirih.
“Aku ingin merasakan penismu masuk lebih dalam
sampai biji pelermu menyentuh bibir memekku, Aku sekali dientot oleh penismu yg
besar dan hangat itu.”
Herman membungkukkan tubuhnya dan mengangkat kedua kaki Sinta lalu menaruhnya
diatas pundaknya, penisnya yg besar dan panjang masuk lebih dalam lagi sampai
jembutnya bersentuhan dengan bibir memek Sinta.
Sinta dapat merasakan denyutan dan tegangnya penis Herman saat Herman mulai
memaju mundurkan penisnya, memeknya berdenyut-denyut kencang penuh gairah.
Herman menyelipkan kedua tangannya dibawah pantat Sinta, kemudian Herman mulai
meremas-remas kedua bongkahan pantat Sinta dengan lembut, Sinta menyukai aksi
Herman ini, kemudian Herman mengangkat pantat Sinta untuk menyambut sodokan
penisnya, membuat penisnya masuk lebih dalam lagi di memek Sinta.
Kemudian Herman mulai mengentot Sinta, pinggul dan pantatnya mulai naik turun
dengan cepat, Nampak penisnya yg panjang mulai basah oleh cairan memek Sinta
dan urat-urat penisnya semakin terlihat.
Herman memompakan penisnya semakin cepat dan cepat kedalam lubang memek Sinta,
membuat tubuh Sinta menggeliat dan menggelinjang menikmati kenikmatan.
Lagi dan lagi tanpa berhenti, Herman terus mengeluar masukkan seluruh batang
penisnya yg panjang dan besar itu, membuat tubuh Sinta gemetar, membuat memek
Sinta berdenyut.
Sinta mencapai kepuasannya terlebih dahulu, rintihannya terdengar, memeknya
berdenyut dengan kencang, hampir bersamaan penis Hermanpun memuntahkan
spermanya.
“kita keluar sama-sama, sayang!” Sinta merintih-rintih keenakan, dan Sinta
merasakan penis Hermanpun mulai berdenyut. “tembakkan spermamu didalam memekku,
sayang.”
“Ini dia, ini dia, terima spermaku, sayangkut!”
Herman mengerang, mukanya memerah saat meraih puncak kenikmatannya.
Tubuh Herman melenting, penisnya ia tekan dalam-dalam di lubang memek Sinta,
lahar kenikmatan mereka bertemu dilubang senggama Sinta, dan membasahi penis
Herman.
Herman telah menyetubuhi Sinta dengan seluruh kemampuan yg ia punyai, Herman
adalah seorang laki-laki jantan yg mempunyai penis yg panjang dan besar, dengan
stamina yg bagus, dan Sinta tetap merasa kurang puas ia masih menginginkan
penis lagi.
Sinta sangat bernafsu, gairah birahinya meledak-ledak, ia sangat kelaparan akan
sodokan-sodokan penis, Herman menyadari bahwa Sinta akan berubah menjadi
perempuan yg haus akan seks setelah pengalaman seks hari ini.
Herman tetap membenamkan penisnya didalam lubang memek Sinta, menembakkan
spermanya sampai tetes terakhir.
Nampaknya Sinta susah untuk betul-betul dipuaskan oleh penisnya ini, dan Sinta
tahu akan hal ini, Sinta menyukai dientot oleh Herman, dan Sinta ingin sisa
malam ini dihabiskan dengan dientot oleh Herman dan dengan berbagai posisi.
Dan mereka melakukan itu, mereka melakukan sampai
dini hari, mereka melakukan dengan berbagai posisi, diatas matras dengan Sinta
diatas Herman, lalu mereka melakukan posisi doggie style. seksigo
Tapi Sinta tahu setelah ini ia akan pulang kerumah dan berakhir dengan tidur
sendirian diatas tempat tidurnya.
Sekarang setelah merasakan sodokan-sodokan penis lagi, yg pernah atau hampir ia
lupakan bagaimana rasanya dientot oleh penis, Sinta akan merindukan setiap
harinya sodokan-sodokan penis-penis yg besar yg akan memuaskan dia, yg akan
membuatnya melayg-layg.
Beberapa hari kemudian setelah kejadian dihari itu, Sinta merasakan memeknya
mulai gatal ingin merasakan sodokan-sodokan penis lagi. Hari Senin pagi Sinta
mengajar di jam pertama. Salah satu muridnya Rian yg duduk dibarisan depan,
matanya menatap Sinta, dan pada saat ia Sinta mulai mengajar nampak oleh Sinta
tonjolan diselangkangannya dibalik celana ketatnya.
Sebelumnya Sinta tdk pernah memperhatikan hal ini, tapi sekarang ini Sinta
sedang membutuhkan penis untuk menyodok-nyodok memeknya, selangkangan Rian
seperti magnet untuk mata Sinta, Sinta membayangkan menarik risletingnya dan
menarik keluar penisnya yg sedang tegang itu, menghisap dan mengulum-ngulum
sampai mulutnya penuh oleh sperma.
Sangat susah untuk Sinta berkonsentrasi dalam mengajar hari ini, bagaimanapun
juga akhirnya Sinta berhasil melalui semua ini saat bel sekolah berbunyi,
menandakan jam pelajarannya telah berakhir, dan Sinta juga teringat bahwa Rian
adalah anggota dari club fotografi disekolahan dimana Sinta menjadi guru
pembimbingnya.
“Rian, tunggu sebentar ada yg mau saya bicarakan?” Sinta bertanya. “saya ada
tugas khusus untuk kamu di ruangan gelap club fotografi malam ini, setelah jam
sekolah usai, ini akan sangat berarti buat saya jika kamu bisa melakukannya.”
“Tentu, bisa, bu.” Kata Rian, “orangtuaku sedang
pergi keluar kota ada urusan keluarga, jadi aku tdk perlu buru-buru pulang
kerumah.”
Sinta merasa senang.
“Bagus, jadi saya tunggu sekitar jam 4.”
Sebuah kesempatan batin Sinta, jika ia menginginkannya, Aku akan entot dia
sampai tengah malam, jika Herman bisa menggunakan ruangan senam, pasti aku juga
bisa menggunakan ruangan gelap fotografi.
Sinta merasa sedikit khawatir jika pak Suparman mengetahui hal ini, tapi saat
ini Sinta sedang bernafsu sekali ingin merasakan sodokan penis di memeknya,
jadi ia tdk perduli lagi tentang pak Suparman.
Sinta sangat membutuhkan penis, dan ia tahu bahwa tdk ada yg menandingi
kehangatan penis anak muda seperti Rian.
Seusai jam sekolah, setengah berlari Sinta menuju ruangan gelap fotografi, yg
lokasinya agak berjauhan dengan bangunan utama sekolah ini. Sinta sampai duluan
di ruangan tersebut, ia lalu membuka kunci pintu ruangan tersebut, ketika Rian
tiba, ia mematikan lampu besar yg ada diruangan itu, ruangan itu sekarang hanya
diterangi oleh lampu kecil saja, dimana lampu ini biasanya digunakan pada saat
orang sedang mencetak film.
“Ayo masuk, Rian,” kata Sinta.
“tdk apa-apa. Saya belum melakukan apapun juga,
tapi lebih baik kalau kamu mengunci pintu itu, dan nyalakan lampu diluar jadi
tdk orang yg mengganggu saat kita menggunakan ruangan ini.”
Setelah Rian mengunci pintu, Sinta tdk membuang waktu lagi, ia segera
mengeluarkan sejumlah photo dan roll film dari dalam tasnya.
“Ini betul-betul rahasia, Rian,” kata Sinta.
“Apapun yg terjadi didalam ruangan ini, hanya
kita berdua saja yg mengetahui hal ini, tdk ada orang lain yg mengetahui
kejadian diruangan ini, kamu mengertikan.”
“Iya, bu, sudah pasti.” Kata Rian.
Matanya yg hitam malu-malu menatap Sinta, hampir seperti orang alim, dengan
melihat ini saja membuat Sinta gemetar, Sinta membayangkan jika Rian pasti
belum pernah melihat kemaluan perempuan, mungkin juga payudara perempuan belum
pernah Rian lihat, apalagi melakukan hubungan seks, Sinta sangat pasti bahwa
Rian masih perjaka.
Sinta membatin sungguh aneh bila tdk ada satupun anak gadis disekolah yg
mendekati Rian, tapi Sinta sadar mungkin karena Rian anak yg pemalu sehingga
membuatnya jauh dari anak-anak gadis, tampangnya lumayan cakep, badannya
lumayan kekar.
Sinta memberikan photo tadi ke Rian, dan terdengar hembusan nafas Rian yg
sangat keras, Rian tdk dapat melepaskan pandangannya pada photo itu, dan Sinta
menunggu sampai Rian melihat semua photo-photo itu.
Semuanya adalah photo-photo telanjang Sinta saat
berumur 19 tahun.
“Oohh, Bu Sinta!!, kenapa ibu perlihatkan photo-photo ini padaku.” Kata Rian
tergagap-gagap.
“Apa ini betul-betul ibu??”
“itu semua memang photoku,” Sinta berkata lirih
dengan mata setengah terpejam, wajahnya sangat dekat sekali dengan wajah Rian,
karena sangat dekatnya jika ia julurkan lidahnya ia dapat menjilat telinga
Rian.
“Dan aku mau kamu sekarang memotretku, seperti
itu, tapi dengan gaya lebih merangsang. Apa kamu bisa lakukan itu? Apa
sebelumnya kamu pernah melihat perempuan telanjang??”
Saat ini Sinta hampir tdk dapat bernafas dengan normal, nafasnya
terengah-engah, payudaranya yg besar terlihat naik turun dengan jelas seirama
dengan nafasnya, yg ingin ia lakukan adalah menggenggam penis Rian, yg
kelihatan sudah membesar dibalik celananya, tapi ia terpaksa menahan itu semua
sampai ia merasa yakin bahwa Rian menginginkan dia, Ia harus yakin betul-betul
bahwa Rian tdk akan menolak dia melainkan ingin memasukkan penisnya didalam
lubang senggamanya.
“Hhhmmm, aaaku tdk tahu, bu.” Kata Rian tergagap-gagap.
“Aku akan dapat masalah besar jika ada orang yg
tahu hal ini.”
“Tdk ada satupun orang yg tahu, lagipula, aku yg
akan dapat masalah lebih besar daripada kamu, Bagaimana??” sambil berbicara,
Sinta mulai melepaskan kancing blusnya satu persatu, setelah blusnya terlepas
kedua payudara Sinta mencuat menantang untuk dijamah, dengan sengaja Sinta
menggesekkan payudaranya ketangan Rian.
Rian merasakan penisnya berdenyut dengan kuat, sehingga ia berpikiran penisnya
akan memuntahkan sperma dibalik celananya, Rian tdk pernah mengeluarkan
spermanya dengan cara lain selain dengan cara mengocoknya sendiri, ia merasa
sore ini ia akan mengalami hal yg baru dalam hidupnya.
Jantungnya berdebar dengan kencang, matanya terbelalak menatap kedua payudara
Sinta yg besar.
“Aku pikir pasti tdk apa-apa, jika ibu mengatakan demikian.” Rian berkata pelan
sekali, suaranya nyaris tak terdengar.
Rian sangat bergairah sekali, tapi gairahnya tdk melebihi gairah Sinta, Sinta
seperti terbakar oleh gairah birahinya, Sinta sudah tdk sabar untuk melepaskan
seluruh bajunya, dan baju Rian juga, dan kemudian mengulum-ngulum penis Rian yg
tegang.
Kemudian Sinta mulai melepaskan kancing blusnya satu persatu, kemudian Sinta
melepaskan blusnya yg sudah terbuka, sekarang bagian atas Sinta hanya tertutupi
oleh BH yg ketat sehingga sebagian payudaranya terpampang di mata Rian,
kemudian Sinta mendekati Rian dan menempelkan dadanya di dada Rian,
digesek-gesekkannya payudaranya yg masih tertutup oleh BH ke dada Rian, Rian
bersandar dimeja, kedua tangannya mencengkram pinggiran meja. Sinta melihat
pancaran nafsu dari kedua bola mata Rian, mulut Rian terbuka dan nafasnya
terdengar memburu.
“Rian, kamu maukan mengambil photoku yg tanpa mengenakan sehelai bajupun,”
Sinta bergumam, dengan mata setengah terpejam sambil menekankan payudaranya kearah
muka Rian.
Rian gemetar menahan gairah nafsunya, penisnya semakin menegang, dan ia
merasakan tangan Sinta berada diselangkangannya, Rian juga merasakan kedua
tangan Sinta sedang mengusap-ngusap penisnya dari balik celananya dan
kadang-kadang meremas-remasnya.
“Ohhh, sayang, kamu sudah bergairah!” Sinta mendesah manja.
“Aku belum pernah sebelumnya merasakan penis
sebesar dan sekeras ini. Cepat, sayang, aku keluarkan penismu ini yach,
kemudian aku buka semua pakaianmu, aku ingin melihat penismu yg kamu
sembunyikan, sudah pasti besar sekali punyamu ini, tapi aku ingin sekali
merasakannya berada didalam genggamanku dan didalam mulutku.”
Sinta membuka rok dan sepatunya, kemudian ia melepaskan celana dalamnya, Rian
sangat b ernafsu sekali melihat pemandangan ini, kemudian Rian meraih kedua
payudara Sinta dan meremas-remasnya, tak lama kedua tangan Rian beralih
kepunggung Sinta, mencari kait BH Sinta dan membukanya, kedua payudara Sinta yg
besar akhirnya terpampang didepan mata Rian.
Rian tdk mau mengalihkan pandangannya dari kedua bukit kembar Sinta, Sinta
merasakan gairah birahinya semakin memuncak, dengan sekali sentak Sinta menarik
kepala Rian kearah salah satu payudaranya, Rian membuka mulutnya dan memasukkan
puting susu Sinta dan mulai menghisap-hisap puting susu Sinta yg sudah mulai
menegang. Sinta merasakan hangatnya mulut Rian dan bibirnya yg basah menjilati
dan menghisap-hisap payudaranya.
“Ayo cepat, sayang, aku sudah tdk sabar lagi,” Sinta berbisik.
“Cepat entot aku, buka bajumu dan masukkan penismu
itu kedalam lubang memekku.”
Dengan tergesa-gesa Rian melucuti pakaiannya, matanya masih memandangi tubuh
Sinta yg sudah telanjang, Rian ingin cepat-cepat memasukkan penisnya kedalam
memek Sinta dan mengentotnya seperti yg ia impikan selama ini.
Rian sering melakukan onani sambil membayangkan
tubuh Sinta, hampir setiap malam ia lakukan itu sebelum ia tidur, dan sekarang
ini didepan matanya tubuh Sinta telanjang bulat menantikan sodokan penisnya di
lubang senggamanya, Rian hampir tdk mempercayai hal ini akan terjadi.
Ketika Rian hanya tinggal mengenakan CD saja, Sinta sudah tdk sabar lagi ingin
merasakan penis Rian, kemudian Sinta menarik CD Rian kebawah, dan setelah itu
Sinta menyorongkan wajahnya keselangkangan Rian.
Penis Rian sudah sangat tegang dan keras sekali, Sinta hampir tdk mempercayai
matanya, ia melihat penis Rian lebih besar dari kepunyaan Herman, penis Rian
tampak berdiri tegak dengan gagahnya
Jantung Sinta berdebar saat ia mulai mengulum-ngulum dan menjilati penis Rian,
Sinta merasakan hangatnya penis Rian di lidahnya.
“Ohhh, penismu betul-betul besar sekali,”Sinta bergumam.
“Malam ini aku akan puas menikmati dientot oleh
penismu ini.”
Sinta kemudian meraih kursi tanpa sandaran, lalu menyuruh Rian untuk duduk
disitu, kemudian ia sendiri berjongkok dihadapan Rian, Sinta mendekatkan
bibirnya dan mulai menciumi penis Rian, menjilati kepala penisnya, dan
mengulum-ngulum penisnya.
Sinta tdk mau mengecewakan Rian, bibirnya dengan lembut melingkari batang penis
Rian, kemudian Sinta mulai memaju mundurkan mulutnya sehingga penis Rian keluar
masuk dalam mulutnya, Sinta mengocok penis Rian dengan penuh nafsu, memeknya
semakin basah karena gairah birahinya.
Rian gemetar penuh nafsu merasakan semua ini, saat merasakan penisnya dijilati
dan dikulum-kulum oleh Sinta, sementara Sinta semakin gencar mengeluar-masukkan
penis Rian dimulutnya, kepalanya naik turun dengan cepat, Sinta sangat
bergairah sekali merasakan penis Rian berdenyut-denyut didalam rongga mulutnya.
Saat Rian melenguh perlahan dan meremas-remas rambut Sinta, Sinta merasakan
denyutan penis Rian semakin cepat, Sintapun semakin mempercepat memompa penis
Rian dengan mulutnya, saat Sinta mendengar Rian melenguh panjang dan penisnya
mulai berkedut, tangannya ikut beraksi dengan mulai mengelus-elus kedua biji
***** Rian.
“Ohh, bu.., Aku keluar,” Rian mendesah parau,
“Oohh..Buu..aaakkuu kelluaarr”
Tubuh Rian mengejang, penisnya menyemburkan spermanya didalam kerongkongan
Sinta, Sinta mengimbanginya dengan menghisap penis Rian dengan kuat, menekankan
kepalanya kebawah menyambut semburan sperma Rian, tangannya meremas-remas biji
***** Rian dengan halus.
Sinta sendiri melenguh dan mendesah saat menghisap penis Rian, penuh dengan
nafsu birahinya, penis Rian memenuhi mulut Sinta, Sinta merasakan sperma Rian
yg hangat meleleh dari sela-sela bibirnya karena multunya tdk mampu luapan
sperma Rian.
Setelah selesai menghisap penis Rian dan Sinta membiarkan Rian untuk
beristirahat sebentar kemudian Sinta bertukar tempat dengan Rian, kemudian
Sinta meletakkan kursi itu disudut, lalu ia pun duduk diatas kursi itu, kedua
kakinya ia kangkangkan, sehingga memeknya terbuka lebar, bibir memeknya yg
berwarna merah muda sudah basah dan siap menerima sodokan penis Rian.
“Masukkan penismu yg besar dan keras itu sayang,” Sinta mendesah.
Suaranya terdengar manja dan penuh nafsu birahi, menantikan penis Rian yg besar
itu menyodok lubang senggamanya.
“Ayo sayang, berikan aku kepuasan, berikan aku penismu yg panjang dan besar
itu,”Rintih Sinta.
Rian menatap memek Sinta yg berbulu dan basah, Rian masih tdk percaya dengan
pemandangan yg ia lihat ini, nafsu birahinya meletup-letup, Rian masih tdk
percaya bahwa sekarang ini ia berdiri dihadapan gurunya yg sexy dan sedang
memohon-mohon kepada dia untuk segera mengentotnya.
Rian kemudian mendekati Sinta, setibanya dihadapan selangkangan Sinta yg sudah
terbuka, Rian mulai menempelkan kepala penisnya dibelahan memek Sinta.
Sinta merintih perlahan,” Ohh, Rian, berikan padaku, sayang! Sodokkan penismu
yg besar dan panjang itu kedalam memekku, CEPAT,”
Kemudian dengan sebelah tangan Rian menguakkan bibir memek Sinta yg basah,
tangan yg satunya mengarahkan penisnya kelubang senggama Sinta, Rian merasakan
kepala penisnya mulai terjepit oleh hangatnya memek Sinta, dengan sekali sentakkan
kuat Rian mendorong penisnya sehingga terbenam dilubang senggama Sinta, Sinta
sendiri merasakan memeknya penuh sesak oleh jejalan penis Rian, Sinta merasakan
denyutan penis Rian bersentuhan dengan dinding memeknya, membuat Sinta menahan
nafas.
“Oh, enak sekali, Rian,”Sinta menggumam manja.
“Penismu betul-betul indah, entot aku, sayang,
Puaskan aku,”
Sinta mengaitkan kedua kakinya dibelakang tubuh Rian, akibatnya tubuh Rian
menjadi condong kedepan karena kaitan kaki Sinta yg menekan dipinggangnya, Penisnya
terbenam dalam-dalam dalam lubang memek Sinta, gairah birahi Sinta semakin
menjadi dengan posisi seperti ini, karena dengan posisi seperti ini penis Rian
lebih dalam masuknya dilubang senggamanya, sehingga bulu-bulu mereka
bersentuhan.
Rian melingkarkan kedua tangannya ditubuh Sinta, Rian memeluk Sinta dengan erat
dan kedua tanggannya berpegangan dikursi.
Rian merasakan dadanya bersentuhan denga kedua payudara Sinta yg besar dan
empuk, putingnya sudah mengeras seiring dengan gairah birahi Sinta yg semakin
meninggi.
Memek Sinta semakin basah, dan penis Rian mulai mengaduk-aduk dan keluar masuk
dimemek Sinta seiring dengan gerakan Rian yg mulai memaju-mundurkan pantatnya,
Keluar-Masuk dengan cepat, Rian menggerakkan penisnya yg tegang keluar masuk dalam-dalam
dilubang senggama Sinta membuat gelora birahi Sinta semakin menjadi.
Sinta merasakan kenikmatan yg luar biasa dapat dientot oleh anak muda seperti
Rian, yg penuh dengan energi anakmuda, dan dengan penisnya yg sangat tegang,
mengentotnya sehingga Sinta lupa akan siapa dirinya, yg Sinta ingat saat ini
adalah hentakan penis Rian yg menrobos keluar masuk dilubang senggamanya,
memberikan pijatan penuh kenikmatan didinding memeknya.
“kamu membuatku ingin terus dientot selamaya, sayang,” Sinta mendesah penuh
nafsu.
“Tekan yg dalam penismu, sayang, lebih
keras…keras….! Jangan berhenti.”
Saat ini Rian mulai merasakan kenikmatan yg luar biasa, apalagi ini adalah
pengalaman pertama baginya, Rian sangat bernafsu dan gugup, merasakan dinding
memek Sinta yg mencengkram dengan erat batang penisnya.
Penis Rian bertubi-tubi menyodok lubang senggama Sinta, menekan lebih dalam,
lebih dalam dilubang senggama Sinta, membuat Sinta rintihan dan lenguhan Sinta
semakin menjadi, gairah nafsu birahi Sinta semakin memuncak.
Sinta merasakan hangatnya tubuh Rian dalam dekapannya, penisnya seperti
mengebor lubang senggamanya dengan penuh nikmat, menggesek-gesek itilnya
sehingga membuat Sinta merasakan kenikmatan yg sangat.
Saat ini Sinta ingin merasakan penis Rian yg keras dan besar itu mengaduk-aduk
lubang senggamanya sampai ia mencapai kepuasan, Sinta ingin sekali merasakan
semburan hangat sperma Rian didalam lubang senggamanya, Sinta ingin merasakan
gairah saat mereka mencapai kepuasan bersama, sehingga cairan kenikmatan mereka
bersatu dalam satu ledakan birahi pencapaian dari puncak kepuasan mereka.
Tubuh Sinta melenting seperti busur panah, pinggulnya terangkat menyambut
kedatangan penis Rian, kaki Sinta mengait dengan erat pinggang Rian, menekan
pinggang Rian seiring dengan dorongan maju Rian, seolah meminta Rian untuk
menggenjot penisnya lebih dalam, lebih dalam dilubang memeknya.
“Kamu hebat, sayang, “desah Sinta.
“terus, terus, tekan yg dalam penismu itu,
sayang, lebih dalam lagi.”
Kemudian Sinta merasakan denyutan-denyutan batang penis Rian didinding
memeknya, Sinta mendengar Rian melenguh-lenguh, Sinta tahu saat ini Rian sedang
merasakan kenikmatan yg sangat luar biasa, irama genjotannya semakin bertambah
cepat, kedua mata Rian tertutup, mulutnya terbuka, kepalanya mendongak, pelukan
kaki Sinta bertambah erat dipinggang Rian, Sinta menggerakkan otot-otot dinding
memeknya sehinga Rian merasakan batang penisnya seperti diremas-remas, Rian
merintih-rintih ketika ia merasakan remasan-remasan dibatang penisnya, remasan-remasan
memek Sinta hampir membuat Rian keluar, tapi Rian ingin merasakan lebih lama
lagi ngentot memek Sinta ini.
“Rasanya aku tdk tahan lagi,” Rian mendesah
“Aku ingin sekali ngentotmu sepanjang malam ini,
tapi aku tdk tahan lagi, aku mau keluar,”
Gerakan Rian semakin tdk beraturan mencoba menggapai puncak kenikmatannya,
gerakan Rian ini membuat Sinta juga mendekati puncak kenikmatannya, Sinta
diambang pintu kenikmatannya, Sintapun merintih-rintih keenakan, pinggul dan
pantatnya terangkat menyambut sodokan-sodokan penis Rian.
“Ayo, sayang.”Sinta mendesah. “Berikan aku spermamu, entot aku, sayang,
tembakkan spermamu didalam memekku, penuhi memekku dengan spermamu, sayang,”
Dan kemudian Rian menembakkan spermanya, membasahi lubang senggama Sinta yg
sangat basah, spermanya yg hangat menyirami dinding rahim Sinta, Sinta
merasakan memeknya tersiram hangat oleh sperma Rian, gairah birahi Sinta
semakin bertambah merasakan tembakan sperma Rian didinding rahimnya, semua
kehausan birahinya tersiram oleh hangatnya sperma Rian, ketika Sinta
memuntahkan lahar kenikmatannya juga, seperti pintu bendungan ayng dibuka
dengan mendadak, lahar kenikmatannya mengalir deras dari lubang senggamanya,
Sinta merintih, mendesah dan melenguh menandakan kepuasannya yg tercapai dengan
sangat hebat.
“Uunghhh! Ohhh, Rian! Oohhh, Rian! Ohhh, aku cinta kamu, Rian! Penismu
betul-betul enak, sayang, Ohhhh, kamu entot memekku, sssayang, aku suka
penismu, sayang!,”
Rian betul-betul merasakan keenakan yg sangat hebat, pikirannya melayg-layg,
sambil menikmati sisa-sisa terakhir dari persetubuhan ini, sambil
perlahan-lahan mengeluar masukkan penisnya dilubang memek Sinta yg sedang
berkedut-kedut, dia tekan lebih dalam berulang-ulang kali sampai biji pelernya
bersentuhan dengan pantat Sinta, Rian merasakan sensasi erotis yg luar biasa.
Rian merasakan kedua kakinya seperti terbuat dari karet, kedua kakinya
gemetaran, karena gelombang sensasi yg dirasakannya, mereka berdua saling
memberikan kenikmatan, indahnya dunia mereka rasakan saat ini yg hanya bisa
dicapai oleh nikmatnya persetubuhan, yg akhirnya mereka mencapai kepuasan
bersamaan.
“Rian, Rian, Rian” Sinta merintih-rintih. “penismu betul-betul enak, Ooohh,
kamu membuatku puas, memekku betul-betul puas dientot oleh penismu”
Perlahan-lahan gairah birahi Rian mulai mereda, seiring dengan meredanya
tembakan sperma dari penisnya, sementara seluruh batang penisnya terbenam
seluruhnya didalam lubang senggama Sinta yg sangat basah oleh lender kenikmatan
dari kemaluan mereka berdua.
“Hari ini kamu membuat saya menjadi lelaki sutuhnya, Bu Sinta,” Rian berkata
lirih.
“Aku tdk akan merasa takut lagi terhadap anak
perempuan, Aku tdk akan pernah takut lagi untuk ngentot jika aku
menginginkannya.”
Sinta tertawa
“Yeah, tapi jangan penismu ini kamu berikan pada semua gadis-gadis dikota ini,
ingat aku harus mendapatkan penis ini bila pada saatnya aku membutuhkan penismu
ini, dan aku rasa aku akan menginginkannya setiap hari.”
Keduanya Nampak sedikit kelelahan setelah mencapai kepuasan mereka, tapi tdk
cukup lama mereka kembali lagi bernafsu, untuk bersenggama lagi, rintihan,
lenguhan dan desahan mereka kembali terdengar ingin segera mencapai puncak
kepuasan dari persetubuhan mereka.
Cukup lama mereka berdua didalam ruangan photography, mereka bersenggama dalam
berbagai posisi, sepertinya tdk ada kata lelah untuk mereka dalam menikmati
persetubuhan mereka, beberapa kali Sinta memberikan sedotan-sedotan dipenis
Rian dengan mulutnya dan beberapa kali juga Rian memberikan jilatan-jilatan
dimemek Sinta dan juga hisapan-hisapan diitil Sinta.
Sampai akhirnya mereka puas dan bebenah diri untuk pulang, mereka berdua
merasakan kenikmatan yg sangat luar biasa yg belum pernah mereka alami selama
hidup mereka ini. Penis Rian dan memek Sinta betul-betul terpuaskan, puas dengan
apa yg telah mereka peroleh dari persetubuhan-persetubuhan malam ini.
Suatu hari Sinta bertemu dengan temannya Donita, Donita bercerita tentang
seorang lelaki yg bernama Rendi, seorang lelaki berusia sekitar 30 tahun,
single dan Rendi adalah seorang sales di sebuah perusahaan asuransi.
“Hari itu aku sedang dirumah sendirian,”kata Donita pada Sinta.
”kira-kira jam 2 siang, dan tdk ada siapapun
dirumah, tiba-tiba kudengar suara bel rumahku berbunyi, kemudian ketika kubuka
didepanku berdiri seorang lelaki muda dan gagah, senyumnya begitu hangat.”
Donita berkata pada Sinta
“Setelah memperkenalkan dirinya, pada awalnya aku tdk begitu tertarik dengan
dirinya setelah mendengar ia dari perusahaan asuransi, tapi senyumnya itu tdk
tahan aku dibuatnya, kupandangi dia dari atas sampai kebawah, kulihat postur
tubuhnya betul-betul atletis, melihat itu aku merasakan kemaluanku mulai basah
dan gatal ingin merasakan sodokan penis, apalagi ketika kulihat
diselangkangannya, nampak tonjolan dibalik celananya betul-betul membuatku
penasaran. Akhirnya kupersilahkan dia untuk masuk, sampai akhirnya aku terlena
dipuaskan oleh penisnya hampir selama 3 jam.”
Gairah birahi Sinta bergelora hanya dengan mendengarkan cerita Donita tentang
penis Rendi yg besar dan hangat, dalam hatinya Sinta membatin ingin juga
merasakan sodokan penis Rendi, Sinta ingin juga merasakan dientot oleh penis
Rendi dan Sinta tdk menginginkan penis Rendi dicabut dari lubang memeknya.
Kemudian Sinta mulai mengatur strategi untuk mengundang Rendi agar datang
kerumahnya berpura-pura tertarik dengan asuransi, Sinta menyampaikan hal ini
kepada Donita, akhirnya Donita menghubungi Rendi untuk datang kerumah Sinta.
Hari itu Sinta menunggu kedatangan Rendi dirumahnya, Sinta tdk sabar ingin
cepat-cepat merasakan penis Rendi mengaduk-aduk lubang senggamanya, yg mulai
basah karena membayangkan akan kenikmatan yg bakal ia dapatkan.
Sinta mendengar bel pintunya berbunyi, tanpa
membuang waktu lama Sinta membuka pintunya, dihadapannya berdiri seorang lelaki
yg tampan dan gagah, betul kata Donita dengan lelaki ini betul-betul gagah dan
menawan hati.
“Selamat Siang,” kata Rendi sambil tersenyum.
Sinta langsung merasakan gairah birahinya bergejolak mendengar suara lembut
Rendi, lalu Sinta mempersilahkan Rendi masuk kedalam, kemudian mereka terlibat
pembicaraan, kadang-kadang mereka bercanda.
Tak lama berselang, Sinta mengambil keputusan untuk tdk membuang waktu lagi
dengan percuma, kemudian Sinta tersenyum kepada Rendi, dengan gaya yg menggoda
yg mengisyaratkan pada Rendi bahwa dirinya ingin disentuh dan dientot oleh
Rendi.
“Kamu suka dengan bentuk badanku,” Sinta mulai menggoda.
“Sudah pasti, tubuhmu begitu indah dan
sexy,”gumam Rendi, sambil kedua matanya menatap tak berkedip kebelahan payudara
Sinta.”Aku akan puaskan kamu dengan penisku yg besar ini.”
Rendi tdk membual dengan omongannya itu, Rendi mulai membuka celana dan Cdnya,
dan mata Sinta terbelalak saat melihat penis Rendi yg besar dan sudah tegang
itu, betul-betul besar dan sudah membengkak, panjang dengan kepala penisnya yg
mengkilat dan siap untuk menerobos lubang senggamanya.
“Oh, betul-betul besar dan panjang penismu itu,”Sinta tersenyum sambil membuka
seluruh bajunya, kemudian dengan tubuh yg sudah telanjang Sinta beranjak
kekamar tidurnya, sesampainya dikamar tidurnya, Sinta merebahkan badannya,
kedua kakinya ia kangkangkan lebar-lebar, menantikan Rendi untuk menyodokkan
penisnya.
Rendi yg mengikutinya dari belakang, melihat tubuh Sinta yg sudah telanjang
bulat itu mengangkang ditempat tidurnya, nafsu birahinya bertambah.
“Ini penisku, sayang,”kata Rendi.
“Tunggu sampai penisku ini melakukan tugasnya,
kamu akan ketagihan dengan penisku saat ia mulai menerobos lubang memekmu, aku
akan buat memekmu ketagihan akan genjotan penisku, dan kemudian aku akan entot
lubang pantatmu sampai kamu merintih-rintih keenakan”
Sinta yg belum pernah mencoba dientot dilubang pantatnya merasa khawatir dan
sedikit takut dengan apa yg akan dirasakannya nanti, tapi saat ini Sinta sedang
memikirkan tentang kenikmatan yg akan diterima oleh memeknya saat penis Rendi
menerobos masuk memeknya.
Rendi bergerak mendekati Sinta yg sudah mengangkang diatas tempat tidurnya,
kepala penisnya yg sudah tegang men yentuh bibir memek Sinta yg sudah basah,
kemudian Rendi mengarahkan penisnya dengan tangannya dan menyelipkan penisnya
dalam lubang memek Sinta.
Sinta merasakan kepala penis Rendi yg besar menerobos dilubang memeknya, dan
Sinta merasakan kehangatan menyelimuti memeknya, suaranya mendesah-desah
menandakan kenikmatan yg ia rasakan saat penis Rendi mulai menerobos memeknya.
“Ohh, indahnya, sayanng, Oohh..enaknya.” Sinta mendesah. “Masukkan yg dalam
penismu, aku ingin merasakan penismu menyentuh dinding rahimku.”
Rendi bertumpu dengan kedua tangannya, sementara pinggulnya ia gerakkan kedepan,
dengan sekali sentakan kuat penisnya melesak kedalam lubang memek Sinta yg
sudah basah.
“Uuughhh!” Sinta melenguh, tubuhnya melenting seperti busur panah merasakan
desakan penis Rendi dilubang memeknya. “Oohh, eenak sekali,,tekan lagi sayang.”
Rendi mulai memompa penisnya, keluar masuk dalam lubang senggama Sinta dengan
cepat dan penuh tenaga dan betul-betul agresif.
Belum sekalipun ritme goyangan Rendi menjadi pelan, Rendi memang dating untuk
mengentot, dan itulah yg dia lakukan. Penisnya yg sudah tegang memenuhi lubang
memek Sinta sepenuh-penuhnya, dan dengan cara dia menggenjot penisnya itu
dilubang senggama Sinta membuat lubang memek Sinta semakin menjadi basah.
“Kamu betul-betul tahu bagaimana membuatku bernafsu, sayang,” Sinta merintih,
kedua payudaranya berguncang seiring dengan gerakan Rendi.
“kamu betul-betul hebat, “ Rendi tersenyum dan
tetap memompa penisnya keluar masuk lubang memek Sinta terus menerus,
pinggulnya seperti melayg, naik turun dengan cepat dan kuat, dengan irama yg
membuat Sinta merasakan dirinya sedang dibawa mendaki kepuncak gunung, puncak
kenikmatan bersetubuh yg memang disukai oleh Sinta.
Sinta melingkarkan kakiknya kebelakang tubuh Rendi, ini adalah cara Sinta yg
paling Sinta sukai saat dientot, karena dengan begini Sinta dapat merasakan
penis yg sedang mengentotnya akan masuk lebih dalam didalam lubang senggamanya,
Sinta dapat merasakan sentuhan-sentuhan kepala penis didinding rahimnya,
sehingga membuatnya bergetar, sensasi getaran yg ia dapatkan menjalar dari
dinding rahimnya, keatas kearah kedua payudaranya.
Sinta mulai merasakan kenikmatan yg sangat luar biasa, nafasnya semakin
memburu, seluruh tubuhnya mulai bergetar penuh nafsu ingin dipuaskan.
“Lelaki ini betul-betul hebat,” batin Sinta.
“Ia mengentotku seperti orang gila! Dan ia
mempunyai penis yg sangat luar biasa dan irama genjotannya tdk pernah melemah
sedikitpun” Sinta merasakan penis Rendi yg besar dan panjang keluar masuk
dilubang memeknya, memicu gelora birahinya yg terpendam semenjak ia mendengar
cerita tentang Rendi dari Donita.
“Memekmu sungguh sempit dan enak, sayang,” Rendi
berbisik. “Aku bisa mengentotmu sepanjang malam,”
“Kenapa tdk,”Sinta mendesah. “Aku punya waktu
untuk itu semua.”
“Pasti akan kulakukan, karena aku tdk ada janji
lagi dengan yg lainnya, dan kamu adalah yg paling indah dan sexy dari seluruh
wanita yg pernah aku entot.”
Sinta tersenyum mendengar itu, dan iapun mulai menggoyangkan pantatnya, dan
mengangkat pantatnya saat Rendi mendorong masuk penisnya, sehingga kedua bulu
mereka bersentuhan, dan Sinta merasakan biji pelernya Rendi menyentuh
pantatnya.
Kedua tubuh mereka bergerak dengan erotis, penuh dengan irama nafsu yg
menggelora, mereka berdua bekerja sama menggerakkan kemaluan mereka dengan
indahnya, kedua bongkahan pantat Sinta bersentuhan dengan paha Rendi dan biji
***** Rendi saat Rendi mendorong masuk penisnya dalam lubang memek Sinta.
Tubuh Sinta mulai berguncang dengan keras, sementara dinding memeknya semakin
sering meremas-remas penis Rendi setiap kali Rendi menekan penisnya, keringat
mereka mulai mengalir dengan deras.
Mata Sinta tertutup rapat, kepalanya mendongak, kepalanya bergoyang kekiri
kekanan merasakan gelombang kenikmatan mengalir disekujur tubuhnya, betul-betul
nikmat yg ia rasakan membuat memeknya bergairah dan membuat kedua puting
susunya mencuat dan mengeras.
Sinta merasakan dari cara Rendi mendengus dan melenguh dan dari cara penisnya
berdenyut, nampaknya Rendi hampir mendekati puncak kenikmatannya.
Gerakan penisnya tdk terkendali saat keluar masuk dalam lubang memeknya, tangan
dan bahu Rendi mulai bergetar, Rendi tdk mengatakan apapun selain
mendesah-desah, pikiran Rendi hanya tertumpu pada pencapaian puncak
kenikmatannya dan menyemburkan spermanya didalam lubang memek Sinta.
“Kamu siap, sayang?” Rendi berbisik, suaranya nyaris tdk terdengar, matanya
terpejam, mulutnya terbuka lebar. “kita keluar sama-sama!”
“Ohh..yeah..oohh…yeahh, sayang,”Sinta
merintih-rintih.
“Aku juga, keluarkan spermamu, sayang.”
Gerakan mereka semakin tergesa-gesa, Rendi memompa penisnya dilubang memek
Sinta bertambah cepat dan bertambah dalam, tubuh Sinta mulai bergetar dengan
keras, pantatnya naik turun diatas tempat tidur, seluruh tubuhnya bergerak
terus menerus, menginginkan penis Rendi masuk lebih dalam lagi didalam lubang
senggamanya.
“Sekarang,”Rendi menggeram. “ Aku keluar…..”
“AKU JUGA, OOHHH..PENISMU NNIKMAT”Sinta menjerit
keenakan.
“Eegghhh! Ohh. Tekan…entot…tekan…entot
aku…ooohhh”
Sinta merintih-rintih, matanya mendelik yg nampak hanya putihnya saja,
diwajahnya terpancar rona sangat kepuasan, mulutnya terbuka, pipinya merona
merah.
Lubang memeknya seperti membara menembakkan lahar kenikmatannya yg
meledak-ledak menandakan terpenuhinya hasrat birahinya dan penis Rendi sendiri
menembakkan spermanya didalam lubang memek Sinta.
Rendi merasakan penisnya diremas-remas seiring dengan kedutan-kedutan memek
Sinta yg menembakkan lahar kenikmatannya, penisnya berkedut-kedut dan
menyentak-nyentak dibarengi dengan mengejangnya urat-urat penisnya mengiringi
puncak kenikmatan yg diraihnya, spermanya hangat dan banyak menyirami memek
Sinta, mengisi seluruh celah lubang memek Sinta.
“Ooohhh, aku tdk pernah merasakan kenikmatan ini selama hidupku,” Sinta
mendesah.
Sinta menatap mata Rendi, menyampaikan pesan semua kehangatan dan kenikmatan yg
menyelimuti jiwanya saat ini betul-betul sensasi yg erotis sekali bagi dirinya.
Rendi merasakan kenikmatan yg sangat luar biasa, tubuhnya bergetar dengan keras
saat penisnya menembakkan sperma terakhirnya didalam lubang senggama Sinta,
kemudian perlahan-lahan nafasnya mulai normal, penisnya masih terbenam
dalam-dalam di lubang senggama Sinta, Rendi merasakan dinding memek Sinta
berdenyut-denyut perlahan, dan Rendi merasakan penisnya basah dan hangat oleh
cairan kenikmatan mereka berdua.
“Kamu, besar, penismu ini indah, kamu.”Sinta mendesis.
”Kamu baru saja melakukan apa yg kamu bilang,
kamu baru saja memberikan memekku penuh sesak dengan jejalan penismu yg besar.”
“Oh ya, tapi aku belum selesai.”kata Rendi.
“kamu ingatkan? Apa yg aku bilang bahwa aku akan
mengentot lubang pantatmu, ayo berputar, aku sangat bernafsu sekali ingin
mengentot lubang pantatmu!.”
Sinta merasakan gairah birahinya kembali, tapi ia takut, ia membayangkan jika
Rendi akan merobek lubang pantatnya. Lubang pantatnya pasti sempit sekali
karena ia belum pernah merasakan dientot dilubang pantatnya.
Tetapi Sinta penasaran juga, dan penuh dengan gairah birahi untuk mencoba
pengalaman yg baru ini.
Sintapun membalikkan badannya, Rendi menunggu penuh nafsu, penisnya lebih
tegang daripada sebelumnya, Rendi menatap penuh nafsu bongkahan pantat Sinta yg
montok dan indah, Rendi melihat lipatan lubang pantat Sinta berdenyut sangat
menantang untuk diterobos oleh penisnya yg sangat tegang ini.
“OK, Rendi, berikan padaku penismu itu.” Sinta berkata lembut, tubuhnya sedikit
gemetar, sedikit takut akan apa yg terjadi tapi juga penasaran untuk mengetahui
bagaimana rasanya saat penis Rendi yg besar dan sangat tegang itu menerobos
masuk lubang pantatnya.
“Dengan senang hati, sayang,” Rendi menjawab. “Dengan
senang hati, aku akan mengentot lubang pantatmu dengan penisku ini, tahan!!”
Rendi meludahi lubang pantat Sinta, lalu menggesek-gesekkan penisnya diludahnya
itu, ludahnya melumasi lubang pantat Sinta dan kepala penisnya, ini ia lakukan
berulang-ulang sampai Rendi merasakan lubang pantat Sinta cukup basah, kemudian
Rendi menekankan kepala penisnya dilubang pantat Sinta dan menyentakkan
penisnya kedalam lubang pantat Sinta dengan kuat, penisnya yg besar dan panjang
terbenam dalam-dalam dilubang pantat Sinta.
Rendi merasakan lubang pantat Sinta sangat sempit sekali, Sinta sendiri
berteriak merasakan lubang pantatnya telah tersumpal penuh oleh penis Rendi,
tubuhnya melompat maju dan rebah diatas tempat tidur, tapi Rendi sudah
mengantisipasi gerakan Sinta ini, dengan memegangi pinggul Sinta, dan mendorong
maju bersamaan dengan tubuh Sinta yg rebah diatas tempat tidur, penisnya tetap
terbenam didalam lubang pantat Sinta, Rendi dapat merasakan otot-otot lubang
pantat Sinta yg mencengkram kuat batang penisnya saat ia mulai mencoba memaju
mundurkan penisnya.
“Oohh, lubang pantatmu betul-betul sempit sekali,” rendi berkata dengan penuh
nafsu.
”kamu betul-betul membuatku bergairah kembali,”
Sinta tdk begitu merasa bergairah, ia merasakan penis Rendi seolah merobek
lubang pantatnya, ia merasakan perih dilubang pantatnya. Sinta merasakan
sodokan penis Rendi seperti menyentuh isi perutnya.
Setiap Sinta bergerak, penis Rendi membuat kesakitan lubang pantatnya, Sinta
berkeringat dingin merasakan penis Rendi yg menyumpal lubang pantatnya, tapi
entah kenapa membangkitkan gairah birahi di memeknya, memeknya
berdenyut-bergairah membuat akal sehatnya hilang.
Sinta menggigit bantal, Sinta merasakan sakit dilubang pantatnya tapi memeknya
menjadi bergairah, kemudian ia mencoba untuk sedikit rileks agar lubang
pantatnya tdk terlalu mencengkram penis Rendi.
Rendi sendiri sudah sangat bergairah dan bernafsu sekali sehingga ia tdk
memperdulikan bahwa Sinta sedang kesakitan yg ia pikirkan saat ini adalah
memompa penisnya dilubang pantat Sinta yg sangat sempit.
Sungguh luarbiasa yg Rendi rasakan saat ini,
batang penisnya betul-betul terjepit dengan eratnya oleh lubang pantat Sinta.
Rendi menarik tubuh Sinta agar menungging, dengan begitu lubang pantatnya akan
lebih terbuka, dan ia mulai memompa kembali penisnya dalam-dalam dilubang
pantat Sinta, dengan gerakan yg teratur.
Penisnya menerjang dan berdenyut dilubang pantat Sinta, mencoba memberikan
kepuasan dalam persetubuhan kali ini, penisnya merasakan getaran dilubang
pantat Sinta.
“Ayo, sayang.” Rendi berbisik pelan.
“Aku tdk akan berhenti sampai lubang pantatmu
penuh oleh spermaku.”
Dan Rendi memang tdk bercanda, ia mulai bertubi-tubi mengeluar masukkan
penisnya dilubang pantat Sinta, maju-mundur, dalam dan lebih dalam lagi, memenuhi
seluruh celah didalam lubang pantat Sinta.
Tapi anehnya setelah beberapa saat, Sinta mulai menyukai rasa yg ditimbulkan
oleh penis Rendi dilubang pantatnya, Sinta mulai merespon sodokan penis Rendi,
Sinta mulai merasakan enaknya penis Rendi saat keluar masuk dilubang pantatnya.
Sinta merasakan penis Rendi menyentuh bagian yg paling dalam dilubang
pantatnya, Sinta merasakan penis Rendi meluncur lebih dalam dilubang pantatnya,
menggesek-gesek bagian-bagian yg membangkitkan gairah birahinya, membuat ia
terbakar dalam nafsu dan birahinya.
Susunya mulai bergoyang seirama dengan gerakan Rendi yg memompa penisnya, Sinta
merasakan nafsu birahinya menggelegak diseluruh tubuhnya, Sinta merasakan
perutnya seperti diaduk-aduk oleh kehangatan yg menyelimuti gairah birahinya.
“Oohh… eeenaak..belajar darimana kamu mengentot dengan cara seperti ini?”Sinta
bertanya dengan suara yg mendesah. “Kamu betul-betul tahu caranya mengentot
lubang pantat, penismu mulai membangkitkan gairah birahiku.”
“Kamu sukakan.”Rendi bertanya, sambil tetap
memompa penisnya.
Rendi memompa Sinta seperti ****** yg lagi birahi, dan penisnya semakin
terbenam lebih dalam di lubang pantat Sinta. Rendi betul-betul menikmati
persetubuhannya ini itu terpancar dari wajahnya, dorongan penisnya semakin
dalam-dalam memasuki lubang pantatnya, biji pelernya bergoyang bersentuhan
dengan bibir kemaluan Sinta.
Sinta betul-betul sangat bernafsu sekali sekarang ini, penis Rendi betul-betul
memberikan kepuasan yg tiada taranya sehingga Sinta merasakan getaran yg sangat
kuat memenuhi seluruh tubuhnya.
Belum pernah Sinta merasakan kenikmatan seperti ini, dari sakit yg ia rasakan
tadi berubah menjadi kenikmatan, entotan dilubang pantatnya membuat Sinta lebih
bergairah darfipada sebelumnya.
Sinta mencoba untuk melawan, tapi badannya mulai bergetar tdk terkontrol lagi,
Sinta merasakan tangannya seperti dari karet, Sinta merasakan kegelian yg
sangat dikedua kakinya saat biji ***** Rendi yg berbulu menyentuh pahanya,
desahan, rintihan dan lenguhan Sinta semakin terdengar, pikirannya penuh dengan
sensasi kenikmatan, hanya dengan merasakan penis Rendi yg keluar masuk di
lubang pantatnya, membuat memeknya menjadi basah, itilnya terasa gatal karena
nafsu birahinya.
“Ooohh..aku tak tahan lagi,!”Sinta melenguh.
”Aku akan keluar, dan aku ingin merasakan
spermamu memenuhi lubang pantatku.”
Rendi melenguh saat menyodokkan penisnya dengan kuat di lubang pantat Sinta,
Sodokan-sodokan Rendi membawa mereka berdua mendekati puncak kenikmatan dari
persetubuhan mereka, Rendi merasakan penisnya berdenyut-denyut bersiap untuk
menembakkan spermanya, Sinta sendiri merasakan lendir kenikmatannya mulai
mengalir keluar dari lubang memeknya, Sinta merasakan denyutan penis Rendi
didinding lubang pantatnya, detik-detik pencapaian puncak kepuasan seperti
inilah yg selalu diinginkan oleh Sinta.
“Aiieeee! Aiiee! Ohhhh aku mau kelluaaarrr…!” Sinta menjerit, Seluruh badan
Sinta mengejang dan payudaranya bergoyang seirama dengan sodokan-sodokan penis
Rendi, putingnya mengeras bagaikan karet.
“Entot aku yg keras, sayang!” Sinta berteriak.
“Aku tdk tahan lagi, Ooohhh..penismu membuatku seperti pelacur, tapi aku tdk
perduli, terus entot aku yg kuat sayang.!”
Kepala Sinta bergerak kekanan kekiri, mulutnya terbuka lebar mengeluarkan suara
lenguhan dan desahan, matanya setengah terpejam, mukanya menampakkan kepuasan
saat Sinta mencapai puncak kenikmatannya.
Dan kemudian Rendi menembakkan spermanya,
penisnya semakin mengeras dan mengejut-ngejut, penis Rendi memuntahkan sperma
yg banyak dilubang pantat Sinta.
Sinta mengimbangi dengan menggoyangkan pantatnya, mengedut-ngedutkan otot
lubang pantatnya, lubang pantatnya mencengkram dengan erat batang penis Rendi,
Sinta seperti gila merasakan kenikmatan yg sangat hebat, saat ini Sinta
merasakan seluruh tubuhnya bergetar hebat saat meraih puncak kenikmatannya yg
sangat luar biasa ini, mulutnya mengerang, mendesah dan melenguh.
Akhirnya kedua tubuh insan ini jatuh ditempat tidur saat tetes terakhir lahar
kenikmatan mereka menetes dari kemaluan mereka, nafas mereka terdengar
tersengal-sengal. Tak lama kemudian tubuh Rendi bergulir dari atas tubuh Sinta,
terlihat penisnya mengkilat karena cairan sperma bercampur dengan cairan dari
pantat Sinta, sementara dari lubang pantat Sinta terlihat sperma Rendi mulai
mengalir perlahan menuju ke Memeknya yg saat itu juga sedang mengalir cairan
kenikmatannya, cairan kenikmatan mereka bercampur dan mulai menetes keatas
tempat tidur.
Aku tinggal dengan tanteku. Kelihatannya hubungan mereka sudah tidak harmonis lagi. Makan masing2, om makan didepan tv dan tante makan di kamar. Om sering ketiduran di depan tv, dan baru masuk kamar kalo lampu kamar sudah gelap, artinya tante sudah tidur. Mereka sibuk dengan pekerjaannya masing2. Berangkat pagi2 dan pulang sering larut malam. Baik om maupun tante sering keluar kota untuk melakukan bisnisnya. Aku karena cuma numpang, ya tidak ikut campur dalam ketidak harmonisan itu. Hanya akhir2 ini, aku merasa om lebih memperhatikan aku, sering om ngajak aku ngobrol kalo dia ada dirumah dan kebetulan aku juga sedang santai. Tapi sejauh ini ya cuma ngobrol saja. Om lumayan ganteng, belum tua2 amat sih, mungkin pertengahan 40an. Satu malem, aku baru pulang dugem dengan teman2ku. Kepalaku agak berat karena tadi aku agak banyak minum minuman berakohol, tapi tidak sampai mabuk. Dirumah kelihatannya sudah sepi, tante sedang keluar kota. Aku gak tau om sudah pulang atau ...
Komentar
Posting Komentar